Quantcast
Channel: Berita – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 2837 articles
Browse latest View live

UMY Jadi Salah Satu Tuan Rumah Seleksi Inkubator Bisnis

$
0
0

IMG_7584

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) bekerja sama dengan tiga Universitas di Yogyakarta menyelenggarakan proses seleksi Inkubator Bisnis bagi para masyarakat pemilik usaha kecil dan menengah. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dipilih bersama dengan Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Seleksi Inkubator Bisnis yang diberi judul “Rekruitmen Calon Tenant Inkubasi Inkubator Wirausaha” ini dilaksanakan di UMY pada hari Sabtu (27/6), tepatnya di Ruang Sidang Hukum gedung Ki Bagus Hardikusumo lantai 3. Acara terdiri atas review produk milik masing-masing pemilik usaha oleh empat dosen dari UMY, antara lain Ir.Agus Nugroho Setiawan,M.P., Sri Handari W,SE.M.Si., Alni Rahmawati,SE,MM., dan Atik Septi,S.IP.

Dalam proses review, Ir. Agus Nugroho Setiawan,M.P. menyatakan bahwa para reviewers akan menyeleksi dari segi latar belakang pemilik usaha dan bagaimana prospek usaha yang telah dijalankan. “Kalau pemiliknya latar belakangnya sudah mapan, atau kalau usahanya tidak bisa berkembang tidak akan lolos desk,” ujar dosen Pertanian tersebut. Beliau menambahkan dari total 80 proposal yang masuk hanya 50 yang lolos seleksi pada tahap interview. “Untuk jenis usahanya beragam. Ada kuliner, penjahit, budidaya dan lain-lain. Tapi kebanyakan jenis usaha kuliner,” sambungnya.

Review dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diutamakan untuk peserta dari luar civitas UMY dan para pensiun atau karyawan, berlagsung dari pukul 9.00-11.00 WIB. Sedangkan pada sesi kedua yang mayoritas peserta merupakan mahasiswa UMY dimulai pukul 14.00 hingga selesai. Disela-sela review tersebut, para peserta diberikan pembekalan oleh Prof.Dr.Hadi Karya Purwadaria dari Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI). Dalam pembekalan tersebut, beliau menyampaikan cara menjadi pebisnis yang sukses. Beliau juga memberikan beberapa contoh usaha yang dimulai dari nol tanpa modal mencukupi hingga kemudian dapat berkembang menjadi sebuah usaha yang besar dan maju hingga memiliki omzet ratusan juta.

“Dalam mendirikan sebuah usaha, harus dimulai dari mimpi. Namun jika hanya mimpi dan direncanakan tidak akan menjadi kenyataan. Harus ada gairah untuk merealisasikan kemudian ada tekad dan kegigihan,” ujar Prof. Hadi kepada para peserta. Ia juga menambahkan untuk menjadi wirausahawan yang sukses, harus dapat menepati janji. “Kalau dari awal sudah menentukan harga Rp10.000,00 ya jangan saat di tengah-tengah menaikkan harga atau sebaliknya menurunkan jumlah produk, jadi harus sesuai kesepakatan diawal. Kalau hal tersebut terjadi, orang akan tidak percaya pada kita,” tambahnya. Dalam pembekalan tersebut ia juga menyampaikan kunci utama meraih kesuksesan dalam berbisnis. Mulai dari menjelaskan tata cara pemasaran yang baik, hingga bagaimana cara menyikapi usaha dengan modal yang tinggi.

Selesai pembekalan acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan secara resmi oleh Kabid Koperasi dan UKM, Kementrian Koperasi dan UKM, Sultoni Nurifai dan juga oleh Prof. Bambang Cipto selaku Rektor UMY. Dalam pidatonya, Sultoni menyampaikan bahwa untuk menjadi sebuah negara maju, diperlukan sebanyak 2% atau lebih dari masyarakatnya yang bekerja sebagai wirausaha. Sedangkan saat ini Indonesia masih berada pada jumlah 1,67%, kalah dari Singapore yang memiliki jumlah 4% dan Malaysia yang sudah mencapai 3%. “Oleh karena itu Kementerian mencoba mendorong jumlah Wirausahawan tersebut hingga minimal mencapai 2%. Salah satu caranya dengan Inkubator Bisnis ini,” terangnya. (Deansa)


Hasil Seleksi Calon Mahasiswa Baru UMY Jalur PNUAN Tahap II TA. 2015/2016

Menuju World Class University, UMY Berangkatkan 67 Mahasiswanya Ke 7 Negara

$
0
0

IMG_7629

Demi mewujudkan cita-cita sebagai perguruan tinggi swasta yang memiliki standar World Class University, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melepaskan sebanyak 67 mahasiswanya untuk melakukan student mobility program ke beberapa negara, seperti Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, Australia, dan Spanyol. Pelepasan student mobility program tersebut bertempat di Tembi Rumah Budaya pada Senin sore (29/6) yang dilepas secara langsung oleh Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc.Eng., Ph.D., PE.

Dalam sambutannya, Sri mengungkapkan, untuk saat ini UMY memiliki target mendatangkan 1.000 mahasiswa asing untuk belajar di UMY, dan juga akan mengirimkan 1.000 mahasiswa UMY untuk belajar ke luar negeri. “Saya berharap mahasiswa yang telah terpilih untuk melakukan student exchange ini dapat menjadikan kesempatan ini sebagai ajang untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Ilmu dari berbagai bidang bisa didapatkan melalui kegiatan ini, dan dapat membuka cakrawala pemikiran rekan-rekan mahasiswa,” ucapnya.

Ditambahkan Sri, diharapkan kepada mahasiswa yang akan melaksanakan student exchange tersebut dapat membawa nama baik agama, negara, dan Universitas khususnya dalam menimba ilmu di negara luar. “Melalui student exchange ini diharapkan untuk terus dapat mengibarkan tagline UMY yang Unggul dan Islami, serta Muda dan Mendunia, serta tidak pernah lupa untuk mempertahankan identitas bangsa,” tambahnya.

Idham Badruzaman, selaku Kepala Urusan Mahasiswa Internasional mengungkapkan, terdapat 150 mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk melakukan student exchange tersebut. Dengan proses penyeleksian yang terdiri dari seleksi berkas, pembuatan motivasion letter, hingga wawancara, mendapatkan hasil 67 mahasiswa yang berhak mendapatkan kesempatan untuk melakukan student exchange. “Hasil dari 67 mahasiswa yang terpilih tersebut berasal dari berbagai jurusan dan Fakultas yang ada di UMY, mulai dari PBI (Pendidikan Bahasa Inggris), Ilmu Ekonomi, Hubungan Internasional, Ilmu Pemerintahan, IPOLS, dan Teknik Informatika,” paparnya.

Ditambahkan Idham, untuk durasi pertukaran pelajar itu sendiri terbagi dari beberapa waktu, yang dimulai dari pemberangkatan pada tanggal 5 Juli hingga akhir tahun 2015. “Untuk durasi pertukaran mayoritas 1 semester, namun ada juga yang hanya 6 minggu, 11 hari, 7 hari, hingga 5 hari, durasi tersebut berdasarkan MOU yang telah disepakati oleh masing-masing Universitas dengan UMY,” tambahnya.

Dalam acara pelepasan yang bertemakan Persiapan Keberangkatan 01 “Dari Indonesia untuk Dunia” tersebut juga turut menampilkan berbagai tarian, dan lagu-lagu daerah Indonesia, yang secara khusus di tampilkan oleh masing-masing kelompok untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan kepercayaan diri masing-masing mahasiswa. (adm)

Pengumuman Lolos Seleksi Tahap II Program Bidikmisi 2015

Kurs Rupiah Merosot, Bukan Hal Wajar

$
0
0

IMG_7622

Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap US dollar tidak bisa dianggap sebagai hal yang wajar. Kemerosotan kurs rupiah ini pun bukan karena kesalahan pada situasi global dan merosotnya mitra utama ekonomi Indonesia yakni Tiongkok, yang mengganggu ekspor Indonesia ke sana. Sikap seperti ini sebenarnya bisa menimbulkan misleeding, seolah persoalan semua ada di luar yang menjadi penyebabnya. Padahal, banyak hal dalam manajemen ekonomi Indonesia yang perlu diperbaiki dan tidak bisa hanya asal berjalan saja.

Demikian disampaikan Prof. Dr. Edy Suandi Hamid ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI Yogyakarta), saat menjadi salah satu pembicara dalam Panel Forum UMY-ISEI “Kurs Rupiah Merosot: Ancaman atau Peluang”. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan ISEI dan diselenggarakan di lantai 4 gedung Pascasarjana UMY, Jum’at sore (3/7). Pembicara lain yang juga turut hadir dalam acara ini yakni, Arief Budi Santoso, SE (Kepala Cabang Bank Indonesia Yogyakarta), Soeharto (Pengusaha Muda Yogyakarta), dan Dimas Bagus Wiranata Kusuma (Dosen Ilmu Ekonomi UMY).

Dalam pemaparannya, Prof. Edy mengatakan jika semua pihak harus ikut terlibat untuk mengatasi kemerosotan kurs rupiah ini, baik itu Otoritas Moneter atau Bank Indonesia, pemerintah secara keseluruhan, Otoritas Jasa Keuangan, dan para pelaku ekonomi. “Kita jangan hanya mengarahkan kesalahan pada situasi global dan mitra ekonomi kita. Tapi kita juga perlu memperhatikan bagaimana penanganan sektor riel kita? Bagaimana infrastruktur transportasi kita? Kebijakan harga berbagai komoditas, birokrasi perizinan, stimulus kebijakan di pertanian, industri, maritim dan sebagainya. Bagaimana menangani praktik KKN yang terjadi dan bagaiman koordinasi antar unit-unit yang ada di birokrasi? Otoritas moneter tentu juga ikut bertanggung jawab untuk menghadapi situasi yang tidak biasa ini. Para pengambil kebijakan memang diuji dan akan terlihat kualitasnya manakala bisa mengelola krisis ini dengan baik, dan bisa memberikan solusi atas persoalan yang tidak biasa kita hadapi ini,” paparnya.

Prof. Edy mengatakan persoalan krisis rupiah ini tidak biasa sebab, melemahnya rupiah seharusnya membawa barokah pada ekspor Indonesia, yang secara teoritis bisa menjadi lebih berdaya saing. Karena eksportir pasti diuntungkan dengan kondisi tersebut. “Namun seberapa besar itu dinikmati banyak rakyat ini, dan juga perannya dalam struktur ekonomi kita, serta realitas yang ada? Ternyata ekspor tidak langsung melonjak signifikan, dan surplusnya neraca perdagangan di bulan-bulan terakhir ini bukan karena lompatan ekspor. Namun lebih karena lemahnya permintaan impor sejalan dengan lemahnya produksi,” tegasnya.

Hal senada pun disampaikan Soeharto, selaku pengusaha muda yang juga turut hadir menjadi pembicara dalam acara tersebut. Ia mengakui jika sebenarnya menguatnya US dollar terhadap rupiah itu menjadi peluang bagi pelaku bisnis, khususnya dalam hal mengekspor barang. “Karena kalau kurs dollar naik, harga barang juga akan ikut naik. Namun yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Hampir semua pedagang saat ini mengalami penurunan. Ini karena kami sudah berusaha menstok barang dalam jumlah banyak, tapi ternyata sepi pembeli. Ini fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkapnya.

Karena itu, ia berharap agar permasalahan ini bisa segera teratasi dan dicarikan solusinya bersama. Sebab menurutnya, jika kurs rupiah ini masih terus merosot dapat membahayakan para pelaku bisnis. Di samping karena pembeli akan cenderung menyimpang uangnya karena harga barang yang cukup tinggi, para pelaku bisnis tidak mendapatkan income, serta perekonomian pun tidak akan bisa berjalan. “Ini yang bahaya, kalau semua saling menjaga (saving money), perekonomian tidak akan berjalan. Akan stagnan,” ujarnya.

E-LEARNING SEBAGAI SOLUSI PENDIDIKAN JARAK JAUH

$
0
0

Kemajuan teknologi menuntut manusia untuk membuat inovasi-inovasi dalam berbagai kehidupan dengan akses yang mudah. Hal ini yang juga saat ini sedang dikembangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dengan mengacu pada pendidikan di luar negeri yang sudah menerapkan sistem e-learning sebagai solusi untuk memajukan pendidikan kaum muda, pemerintah Indonesia-pun saat ini tengah giat mensosialisasikan program e-learning kepada berbagai universitas di Indonesia.

Sabtu (4/7), Prof. DR. Paulina Panen selaku staff ahli Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK DIKTI) bidang akademik bersama dengan Dr. Ridwan Roy T.,S.H.,S.E.,M.Si selaku Deputi Diektur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (BELMAWA) Ristek Dikte mengadakan sosialisasi terkait Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem e-learning di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sosialisasi yang dihadiri oleh 40 dosen UMY dari berbagai jurusan tersebut bertempatkan di gedung AR. Fahrudin A lantai 5 dari pukul 8.00-11.00.

Dalam forum tersebut, beberapa dosen UMY mengemukakan sudah memulai menggunakan sistem e-learning dalam proses belajar mengajar di UMY. Hal ini terkait dengan tugas dosen baik internal maupun eksternal yang tidak menyempatkan dosen bertatap muka dengan para mahasiswa. prof. DR. Paulina Pannen mengungkapkan,”Dosen yang sudah memulai e-learning itu sudah satu langkah lebih maju. Meski demikian, masih banyak pula tantangan yang harus dihadapi dalam sistem e-learning ini,” ungkapnya.

Tantangan yang harus dihadapi dengan PJJ ini antara lain, bagaimana e-learning bermanfaat dengan tetap menjamin kualitas yang sama dengan pendidikan di dalam kelas, menambah kapasistas kampus baik secara internal maupun eksternal. “Saat ini mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa jenjang S1 berjumlah 50 mata kuliah. Jika e-learning diberdayakan, akan ada beberapa mata kuliah yang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum e-learning seperti MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum), Kemuhammadiyahan, dan mata kuliah terkait Riset dan Statistik. Dengan begitu sudah 12% dari total keseluruhan mata kuliah untuk mahasiswa S1 yang dapat diberlakukan secara online,” sambungnya.

Prof. Paulina menambahkan, dengan sistem e-learning juga para dosen akan menjadi semakin terbantu karena tidak harus secara 100% bertatap muka dengan mahasiswa. Mahasiswa akan dapat belajar dengan sistem online. Dan untuk membantu para dosen memantau sistem belajar mahasiswa, kementrian Ristek Dikti menganjurkan setiap dosen untuk memiliki tutor-tutor di setiap kelasnya. Tutor-tutor tersebut berfungsi sebagai asisten dosen yang membantu memantau sistem belajar mahasiswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mahasiswa. Namun tutor tidak boleh menyaingi tugas dosen seperti dalam mengoreksi ujian dan memberikan nilai kepada mahasiswa.

Prof. Paulina juga mengungkapkan bahwa sistem e-learning yang sudah dipakai di Universitas Terbuka di Indonesia juga memacu para mahasiswa untuk aktif berinteraksi dengan dosen. “Biasanya kalau di kelas mahasiswa malu untuk bertanya, ketika dengan sistem online, mahasiswa terbukti aktif menanyakan hal-hal yang tidak mereka pahami secara individu,” tambahnya. (Deansa)

UMY Gelar Buka Bersama 1000 Anak Yatim

$
0
0

IMG_7689

Berbagi di bulan Ramadhan tentu bukan hal yang tabu lagi, semua orang berbondong-boondong untuk saling berbuat kebaikan di bulan yang suci ini. Jelas saja hal ini dilakukan tak lebih untuk mengharapkan ridha-Nya dan memberikan kebahagian bagi orang-orang yang berhak menerimanya. Hal ini pulalah yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam kegiatan Ramadhan Di Kampus (RDK). Mereka menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai sarana untuk bisa saling berbagi antar sesama.

Salah satu puncak dari kegiatan RDK yang diselenggarakan oleh mahasiswa UMY ini berupa acara “Buka Bersama 1000 Anak Yatim” yang dilaksankan pada hari Sabtu (4/7), bertempat di Sportorium UMY. Kegiatan ini juga bukan hanya sebagai sarana saling berbagi antar sesama kepada yang membutuhkan, namun juga sembari menggali kemampuan dan bakat-bakat terpendam dari anak-anak yatim tersebut. “Acara ini bukan hanya untuk sekedar buka bersama namun, acara ini juga akan memberikan kebahagian antar sesama terutama bagi anak-anak yatim. Selain itu, kami juga ingin agar kegiatan ini menjadi salah satu sarana bagi mereka untuk saling memperlihatkan bakat-bakatnya kepada anak-anak lainnya,“ terang Arifah Azizah saat di wawancarai di UMY pada Senin (6/7).

Arifah melanjutkan bahwa, acara ini sebenarnya sudah berlangsung sejak siang hingga ba’da Maghrib. Selain diisi dengan tausiah acara ini juga turut mengajak anak-anak yatim untuk menampilkan kemampuannya dalam bidang apapun misalnya menari dan menyanyi. “Seperti penampilan yang ditampilkan dari salah satu panti. Mereka menampilkan drama kolosal dan juga menampilkan nasyid. Acara ini sangat disambut baik oleh anak-anak, mereka juga senang bisa hadir di sini,“ lanjutnya.

Acara yang bertemakan “Aksi Bersama Untuk Sesama Ini” juga bukan hanya terbatas pada kalangan mahasiswa UMY saja, namun kegiatan ini turut mengajak Forum Komunitas Mobil (FKM) di Jogja untuk meramaikan acara ini. “Jika tahun lalu, kami hanya bisa menghadirkan Ertiga Club Indonesia saja kali ini kami bisa mengajak FKM untuk bisa bergabung. Jadi, yang tergabung di FKM ini ada banyak, bukan hanya pada Ertiga Club Indonesia saja, misalnya ada Swift Club dan lain-lain. Selain FKM ada memberapa lembaga terkait yang turut meramaikan acara ini antara lain yaitu Lazismu dan PKPU Muhammadiyah,“ terangnya

Arifah juga mengatakan, karena acara ini merupakan rangakaian kegiatan RDK maka, acara ini juga bisa dijadikan sebagai ajang untuk berdakwah dan bersilaturahmi antar sesama. “Acara ini juga untuk menjalin silaturrahim bagi mahasiswa kepada anak-anak panti, serta acara ini juga untuk meramaikan kegiatan di bulan Ramadhan untuk berbagi dan memberikan kebahagiaan. Ya, setidaknya dengan adanya kegiatan ini kita mempunyai tempat untuk saling berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Apalagi di bulan Ramadhan, kita bisa mengikuti atau menghadiri acara-acara yang positif,“ ujarnya .

Adapun 1000 anak yatim tersebut merupakan anak-anak yang berasal dari panti-panti yang ada di sekitar Kulon Progo, Wates, dan Bantul, dengan total sebanyak 16 panti asuhan. Dalam kegiatan buka bersama ini, para peserta juga disuguhkan tausiyah yang diisi oleh Ahmad Taufiq, S.Pd.I., M.Pd.I, dosen prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UMY.

Arifah pun berharap acara ini akan terus berlanjut hingga tahun depan dan tahun depan juga bisa lebih banyak mengajak komunitas lainnya bukan hanya FKM saja. “Kami juga berharap melalui kegiatan ini juga, mereka bisa saling mengenal dengan anak-anak dari panti lainnya. Kami juga memberikan beberapa bingkisan dan santunan kepada mereka, kami berharap acara ini cukup memberikan rasa senang kepada mereka,“ ungkapnya. (ica)

192 Anak Usia TK dan SD Ikuti Lomba CERDAS Ramadhan di UMY

$
0
0

IMG_7752

Sebanyak 192 anak-anak usia TK dan SD (4 hingga 12 tahun), pada hari Minggu (5/7) kemarin, mengikuti serangkaian lomba CERDAS Ramadhan yang diselenggarakan oleh panitia Ramadhan Di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RDK UMY). Ratusan anak-anak TK dan SD ini mengikuti lomba CERDAS (Ceria Ramadhan Anak Saleh) Ramadhan, yang meliputi lomba Mewarnai, Kaligrafi, Cerdas Cermat Agama (CCA), dan Pilihan Da’i Cilik (Pildacil), dan bertempat di Masjid KH. Ahmad Dahlan, kampus terpadu UMY.

Koordinator lomba CERDAS RDK UMY, Eni Safitri mengungkapkan bahwa 192 peserta lomba tersebut berasal dari 20 TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) se-Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Masing-masing TPA tersebut kemudian mendaftarkan anak didiknya untuk diikutsertakan dalam rangkaian lomba CERDAS Ramadhan. “Panitia RDK UMY telah mengundang 20 TPA yang tersebar di lingkungan kampus, agar anak didiknya bisa ikut berpartisipasi dalam rangkaian lomba yang kami selenggarakan ini,” ungkap Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.

Selain itu, Eni menambahkan dari serangkaian agenda lomba CERDAS yang lebih banyak diminati yaitu lomba mewarnai. “Untuk lomba mewarnai yang diikuti oleh anak-anak berusia 4-8 tahun ini lebih banyak diminati. Ada 102 anak yang mengikuti lomba tersebut,” ungkapnya. Sementara itu, peserta lomba Kaligrafi hanya diikuti 20 peserta yang berusia 8-12 tahun, lomba Pildacil diikuti 15 peserta, serta lomba CCA diikuti oleh 75 peserta yang terdiri dari 25 kelompok.

Eni mengungkapkan, karena perlombaan ini diikuti oleh peserta yang berusia 4-12 tahun, untuk kategori pemenang lomba tersebut dipilih berdasarkan umur serta kesesuaian tema. “Untuk lomba Pildacil, pemenang berdasarkan kualitas saat tampil, sedangkan kaligrafi dipilih berdasarkan kecocokan kaidah al-qur’an, serta lomba mewarnai dinilai berdasarkan kecocokan warna. Dari kategori itu semua diambil pemenang berdasarkan umur,” ungkapnya.

Sedangkan untuk perlombaan CCA, seperti yang diungkapkan oleh salah satu juri CCA, Halimatussadiyah, S.Pd.I mengatakan bahwa, dari 25 kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari 3 peserta lomba, dipilih 5 kelompok untuk maju semi final. “Selanjutnya dari 5 kelompok tersebut diambil 3 menuju ke final. Pemenang yang dipilih berdasarkan kemampuan ketepatan dan kecepatan mereka dalam menjawab soal- soal yang disediakan panitia. Soal yang dilombakan terdiri dari soal ibadah, sejarah, al-qur’an, hadist dan pengetahuan umum,” ungkap alumnus FAI UMY tersebut.

Pemenang lomba dari serangkaian agenda CERDAS ini akan dipilih juara 1, 2, dan 3. Masing-masing pemenang mendapatkan hadiah berupa tropi, sertifikat, serta uang pembinaan. “Dengan diadakan serangkaian agenda yang diadakan RDK UMY ini diharapkan anak-anak lebih bisa berpartisipasi dalam lomba-lomba keagamaan, serta untuk melatih mereka supaya bisa merasakan kualitas diri masing-masing terkait seberapa jauh pemahaman tentang lomba-lomba tersebut,” imbu Eni lagi. (hevi)


Jelang ABU Robocon 2015, Panitia Gelar Rapat Koordinasi Terakhir

$
0
0

IMG_7790

Kontes Robot se Asia Pasific 2015 atau yang lebih dikenal dengan ABU Robocon (Asia-Pacific Broadcasting Union Robot Contest) 2015 akan diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Agustus mendatang. ABU Robocon 2015 ini diselenggarakan oleh tiga pihak antara lain TVRI (Televisi Republik Indonesia) selaku anggota dari Asia-Pacific Broadcating Union (ABU) yang bekerjasama dengan pihak Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) bersama UMY. Dalam persiapan penyelenggaraan, hari ini (Senin 6/7) ketiga pihak tersebut berkumpul di Ruang Sidang AR. Fahruddin A lantai 5, UMY guna melakukan Rapat Koordinasi Terakhir menjelang laga pada Agustus mendatang.

Selain dihadiri oleh tiga pihak penyelenggara, dalam rapat tersebut juga dihadiri oleh Ketua Steering Committee ABU Robocon 2015, Endra Pitowarno dan ketua wasit, Wahidin Wahab. Endra menyatakan bahwa rapat koordinasi ini merupakan rapat koordinasi yang terakhir. “Proses persiapan untuk ABU Robocon sudah dimulai sejak Januari 2014, dan rapat pertamanya diadakan di Bali,” terangnya.

Dalam rapat koordinasi tersebut membahas persiapan acara secara keseluruhan maupun bahkan pada segi teknis sekalipun, dengan berdasar pada MoU (Memorandum of Understanding) yang telah disepakati sebelumnya oleh ketiga belah pihak. Bahasan terkait dengan proses registrasi para peserta lomba, pembiayaan selama berlangsungnya acara, dan juga hal-hal terkait perizinan selama kontes berlangsung. Pihak TVRI menyampaikan bahwa selama kotes berlangsung nanti, pihak penyelenggara berusaha menghadirkan pemain badminton senior, Alan Budikusuma dan Susi Susanti sebagai tamu undangan, terkait dengan tema kontes tahun ini yaitu Robominton. Hal tersebut dilakukan untuk menguji kelayakan dan kepintaran robot dalam menandingi pemain badminton handal.

ABU Robocon sendiri merupakan kontes Robot se-Asia Pasifik yang diadakan setiap tahunnya sejak tahun 2002, dan Jepang merupakan negara yang pertama kali menyelenggarakan kontes robot ABU. Setiap tahunnya ABU Robocon ini mengangkat tema yang berbeda-beda, namun dengan ketentuan yang sama yakni terdiri atas dua robot untuk menyelesaikan misi yang diberikan. Adapun tema untuk kontes robot ABU tahun ini ialah Robominton. Berdasarkan tema yang telah ditentukan tersebut, robot yang akan bertanding pada ABU Robocon ini terdiri dari dua robot yang akan bermain badminton layaknya manusia. Kontes ini sendiri diikuti oleh negara-negara anggota Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU) yang berjumlah 42 negara. Namun tidak semua negara setiap tahunnya mengikuti kontes robot tersebut. Tahun ini merupakan tahun pertama Indonesia menjadi tuan rumah ABU Robocon 2015 dengan berlokasi di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto menyatakan bahwa UMY dengan senang hati dan bangga ditunjuk sebagai pihak ketiga oleh pihak TVRI selaku pihak penyelenggara kontes robot ABU ini. “Seperti yang pernah diamanatkan sebelumnya (dalam menyelenggarakan acara nasional, red), UMY akan tetap bekerja keras dan berusaha lebih baik untuk menyukseskan acara ini,” terangnya dalam sambutan sebelum rapat koordinasi berlangsung. (Deansa)

Al-Qur’an Bisa Menjadi Basis Bangunan Ilmu Alam

$
0
0

06072015_Pengajian Ramadhan Dosen_6

Tak dapat disangkal lagi jika banyak sekali mukjizat ilmiah dan fenomena-fenomena ilmiah yang sebenarnya telah ada dalam Al-Qur’an, bahkan sebelum pengetahuan atau fenomena itu terjadi. Ayat Al-Qur’an yang menunjukkan dan memberi informasi mengenai teori dan fenomena tertentu pun juga dinyatakan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 185, kemudian dikuatkan oleh surah Ali-Imran ayat 138. Inti dari dua ayat ini menyatakan bahwa Al-Qur’an dapat menjadi sumber pengetahuan alam dan berbagai fenomenanya. Dengan kata lain, Al-Qur’an dapat menjadi basis bagi bangunan ilmu alam.

Demikian dijelaskan Dr. Agus Purwanto, dosen Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), saat menjadi pemateri dalam acara pengajian Ramadhan 1436 H bagi dosen dan karyawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin sore (6/7). Pengajian Ramadhan yang diselenggarakan di ruang sidang AR. Fachruddin B lantai 5 ini digelar hingga hari ini, Selasa (7/7).

Menurut Agus, pandangan bahwa Al-Qur’an dapat menawarkan mukjizat ilmiah maupun mukjizat lainnya memang tidak salah. Akan tetapi menurutnya, menjadi kurang elegan jika hanya memandang Al-Qur’an sebagai pembenar saja, bukan sebagai sumber nilai atau pengetahuan sendiri. “Al-Qur’an sebagai petunjuk seharusnya juga dipahami secara spesifik sebagai petunjuk bagi ilmuwan dalam mendapatkan ide dan membangun suatu teori. Karena Al-Qur’an sebenarnya juga bisa menjadi basis bagi bangunan ilmu alam. Ini tentunya juga karena hubungan antara fenomena alam dan kebenaran Al-Qur’an itu bersifat pasti, maka hubungan sebaliknya juga berlaku,” paparnya.

Namun, menurut Agus, agar ilmuwan itu juga bisa mendapatkan ide dan teori pengetahuan, baik tentang sifat atau pun perilaku alam yang bersumber dari Al-Qur’an, seorang ilmuwan itu harus intensif berdialog dengan Al-Qur’an. Dan dialog akan berlangsung intensif jika seseorang mampu memahami bahasa yang digunakan Al-Qur’an, yakni bahasa Arab. “Karena Al-Qur’an itu menggunakan tiga pola penuturan tentang alam, yaitu secara eksplisit, implicit, dan simbolik. Untuk itulah kenapa kita harus mampu memahami bahasa Al-Qur’an ini,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA. Menurutnya, melalui pengajian Ramadhan tersebut, para dosen dan karyawan UMY dapat terbantu dalam memahami ilmu agama. Karena pada dasarnya Al-Qur’an memang sangat berhubungan dengan perkembangan keilmuwan. “Kita memang melihat ilmu pengetahuan itu dapat mencerahkan manusia. Namun lebih dari itu, Al-Qur’an bisa mencerahkan ilmu pengetahuan dan manusia,” tuturnya.

Untuk itulah, diadakan pengajian Ramadhan tersebut yang memfokuskan pada pengembangan dan pemahaman lebih jauh dalam ilmu agama Islam, khususnya dalam kajian Al-Qur’an dan Hadits terhadap perkembangan keilmuan. Hal ini sebagaimana diungkapkan ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMY, Prof. Dr. Syamsul Anwar, bahwa pengajian tersebut juga sekaligus untuk mengimplementasikan keislaman dosen dan karyawan UMY melalui kajian Al-Qur’an dan Hadits terhadap perkembangan keilmuwan. “Integrasi antara perkembangan ilmu dan agama itu sangat penting, karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Untuk itulah diadakan forum pengajian bagi dosen dan karyawan ini, untuk mempelajari dan mendalami lebih jauh tentang korelasi Al-Qur’an dengan perkembangan keilmuan,” ungkapnya.

Pengajian Ramadhan bagi dosen dan karyawan UMY ini juga menghadirkan beberapa pembicara lainnya seperti, Dr. Haedar Nashir, Dr. (Hc) Habib Chirzin, Prof. Dr. Chamamah Soeratno, dan Dr. Anwar Abbas, MM. M.Ag. Selain itu, pada acara pengajian ini turut pula diadakan launching Buku Pedoman Hidup Islami Warga UMY serta launching Visual Ibadah Praktis. (adm)

Sebagai Wujud Kampus Unggul dan Islami, UMY Launching Buku PHI bagi Warga Kampus UMY

$
0
0

Sesuai dengan program dan kegiatan Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam pembinaan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) bagi Dosen dan Tenaga Pendidikan di UMY, pada Selasa sore (7/7) bertempat di ruang sidang Ar. Fachruddin B lantai 5, telah dilaunching Buku Pedoman Hidup Islami (PHI) bagi warga kampus UMY, yang bertepatan secara langsung dengan acara Pengajian Ramadhan bagi Dosen dan Karyawan UMY.

Pedoman Hidup Islami Warga Kampus UMY ini merupakan seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku warga Kampus UMY, dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Hal tersebut diungkapkan Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, selaku Ketua BPH UMY. “Penyusunan buku ini didasarkan pada kesadaran bahwa sebagai amal usaha Muhammadiyah, UMY harus mampu menjadi salah satu usaha dari usaha-usaha dan media dakwah Persyarikatan, untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam yang sebenarnya,” ucapnya.

Ditambahkan Syamsul, buku tersebut memuat materi Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM). “Buku ini pada dasarnya sesuai dengan PHIWM yang bersumber dari keputusan Muktamar Muhammadiyah ke- 44, namun terdapat beberapa tambahan dan penyesuaian dengan kehidupan kampus UMY,” tambahnya.

Penerbitan Buku PHI bagi warga kampus UMY tersebut turut mendapatkan dukungan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, seperti disampaikan Dr.H. Haedar Nashir, M.Si, selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “PP Muhammadiyah menyampaikan dukungan atas penerbitan dan sosialisasi PHIWM khusus kalangan civitas akademika UMY ini, diharapkan terjadi internalisasi dan sosialisasi nilai-nilai Islami yang dipedomani Muhammadiyah oleh warga UMY,” ucapnya.

Nilai-nilai yang ada di dalam buku tersebut juga diharapkan dapat menjadi budaya organisasi bagi seluruh pribadi keluarga UMY. Sebagaimana diungkapkan pula oleh Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A. “Nilai-nilai yang ada harus diupayakan terwujud dalam proses pemberian layanan kampus, terkhusus bagi dosen, saya berharap para dosen dapat memasukkan nilai-nilai yang ada ke dalam kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian, khususnya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,” paparnya. (adm)

UMY Dirikan Ahmad Syafi’i Ma’arif School Of Political Though And Humanity

$
0
0

IMG_7677

Pemikiran-pemikiran Syai’i Maarif atau yang akrab dipanggil Buya Syafi’i ini dapat dijadikan sebuah ide yang sangat menarik yang tentu saja perlu dikembangkan. Buya selalu menawarkan pemikiran Islam moderat progessif yang inklusif bagi kemanusian. Oleh karena itu, tak heran jika Buya dipandang sebagai salah satu Guru Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendirikan “Ahmad Syafii Maarif Of Political Thought And Humanity”, yang bertujuan agar pemikiran-pemikiran Buya ini nantinya dapat diwariskan kepada pemuda dan pemudi Indonesia. “Sekolah ini dapat mengekspor pemikiran Islam anak bangsa dalam tahapan internasionalisasi dalam bentuk publikasi. Serta mendorong pemikiran-pemikiran ulama yang ada dalam lingkungan Muhammadiyah. Tentunya pemikiran-pemikiran Buya ini nantinya akan diterjemahkan ke dalam 2 bahasa yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, “ jelas Direktur Pascasarjana UMY Dr Achmad Nurmandi M.Sc pada Soft Launching ASM School Of Political Thought and Humanity dan Bedah Buku di Mini Theater Gedung Pasca Sarjana Lt.4 pada Selasa Sore (7/7).

Pembawaan Buya yang lembut dan halus ini yang membuat dirinya selalu merasa rendah hati dalam hal apapun. “Sebenarnya saya ini masih merasa kalau hidup saya ini masih sia-sia, coba kita lihat saja Bung Hatta pada umur 26 tahun saja sudah melanglang buana dengan pemikirannya. Seharusnya pemikiran atau gagasan baru itu muncul ketika berumur 30 tahun. Meskipun ide sekolah ini bukan dari pemikiran saya, tapi saya berharap dengan berdirinya sekolah ini dapat bermanfaat bagi para pemuda dan pemudi bangsa Indonesia,“ terang Buya dalam sambutannya.

Buya melanjutkan bahwa beberapa minggu yang lalu dirinya baru saja berdiskusi dalam sebuah konferensi, ketika salah seorang diberi kekuasaan, kemudian orang tersebut menolaknya. “Menurut saya kekuasaan itu sangat penting demi kemajuan bangsa apalagi kekuasaan tersebut berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia. Penolakkan kekuasaan ini banyak dilakukan oleh orang Muhammadiyah tapi, tidak berlaku untuk orang Muhammadiyah yang lama,“ ungkapnya yang membuat gelak tawa peserta.

Semenntara itu, Prof. Dr. Tulus Warsito mengatakan, ide Buya yang apik tentunya harus diwariskan, selain itu ide-ide yang dikembangkan pun dapat menginspirasi banyak hal. “Buya memiliki pemikiran yang inklusif, Buya pernah berpandangan jika ada asosiasi setan beliau ingin menjadi muridnya, kemudian saya berpikir bahwa pemikiran yang diciptakan oleh Buya ini bukanlah dalam lintas kemanusiaan namun hingga lintas kemakhlukkan. Hal inilah yang ingin kami ketahui, pemikiran apa yang sebenarnya diterapkan oleh beliau,“ ujarnya selaku ketua pelaksana ASM School Of Political Thought and Humanity di UMY.

Prof. Tulus berharap sekolah ini nantinya dapat menyelenggarakan dan mewariskan pemikiran Buya, meskipun ide nama atau pembuatan sekolah ini bukan dari ide Buya. “Tapi kami akan tetap meminta ridho atau mohon restu kepada beliau. Karena, atas ridhonya semoga institut ini akan terus berjalan dengan lancar. Untuk itu karena ini baru soft launching, maka untuk grand launchingnya insyaAllah akan dilaksanakan bulan Oktober,“ terangnya.

Pendirian ASM School Of Political Thought and Humanity bukan tanpa alasan dan tujuan, salah satu tujuan dari didirikannya ASM School Of Political Thought and Humanity adalah menyebarluaskan pandangan islam yang rahmatan lil alamin secara konstruktif untuk kemajuan peradaban manusia. “Artinya, bahwa kami akan menjadi anak ideologis Buya dan mewarisi pemikiran-pemikirannya, jadi bukan hanya sekedar pengikutnya saja. Tapi, ide atau pemikiran Buya akan terus kita kembangkan. Saya berharap nantinya lembaga ini akan dijadikan sebuah lembaga rujukan yang terkemuka dalam kajian mengenai islam moderat yang berkemajuan, “ imbuh Prof. Tulus lagi.

Hal berbeda diungkapkan oleh Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP selaku Wakil Rektor I UMY. ASM School Of Political Thought and Humanity ini, menurutnya merupakan sebuah pemberitahuan bagi kita bahwa ilmu pengetahuan dan tekonologi tanpa Political Thought tidak akan berjalan dengan baik. “Jadi saya juga berharap dengan adanya ASM ini nantinya akan menghasilkan penerus-penerus yang mengikuti ideologi dari pak Buya,“ tegasnya.

Ahmad Imam Mujadid Rais M.A selaku Direktur Riset Maarif Institute juga mengatakan bahwa, sekolah ini nantinya akan menjadi sebuah ide baru untuk mengembangkan pemikiran atau gagasan Buya. “Sama halnya ketika bangsa sedang risuh dan gaduh akibat kisruhnya antara polri dan KPK, kemudian beberapa orang pun menyarankan Jokowi untuk telfon Buya untuk meminta sarannya seperti apa, dan hasilnya pun Budi Gunawan tidak jadi dilantik yang akhirnya dapat meredakan gegaduhan bangsa ini. Dari beberapa kasus tersebut terbukti bahwa ide atau pemikiran yang dalam dari Buya ini memiliki peran penting dalam sebuah bangsa, “ jelasnya.

Adapun keunggulan yang ditawarkan oleh ASM Political Thought And Humanity antara lain seperti, adanya konferensi nasional dan internasional yang akan diselenggarakan pada setiap tahunnya, pemberian beasiswa bagi mahasiswa S3 khususnya di lingkungan Muhammadiyah, pemberian dana bagi penelitian dosen maupun mahasiswa yang terkait dengan kajian islam yang berkemajuan, dan pembuatan jurnal dan mempublikasikannya dalam bentuk sebuah buku. (Ica)

Sunshine Voice UMY Raih Medali Emas Paduan Suara Internasional

$
0
0
Tim PSM Sunshine Voice UMY di Festival Paduan Suara Internasional 8th Grand Prix Pattaya di Thailand.

Tim PSM Sunshine Voice UMY di Festival Paduan Suara Internasional 8th Grand Prix Pattaya di Thailand.

Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Sunshine Voice (SSV) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil membawa pulang medali emas dan medali perak dalam Festival Paduan Suara Internasional8th Grand Prix Pattaya di Thailand.

Ketua PSM SSV UMY, Marilda Azka Azzahra menjelaskan tim yang terdiri dari 33 singers tersebut mendapatkan medali emas untuk kategori Folklore Acapella dan medali perak untuk kategori mixed choir.

“Ini kali pertama paduan suara kami mengikuti ajang internasional, setelah sebelumnya hanya bertanding untuk festival paduan suara tingkat nasional,” jelas dia dalam pesan singkatnya, Minggu (26/7).

Mahasiswi Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional tersebut membeberkan peserta Grand Prix Pattaya tahun ini berasal dari berbagai Negara di Asia Pasifik seperti Filipina, Thailand, Macau, dan juga peserta lain dari Indonesia.

Lebih lanjut perempuan yang akrab disapa Azka ini menyebutkan PSM SSV UMY membawakan lagu berjudulMatahari karya Erros Djarot yang diaransemen ulang oleh  Poedji Soesila dan I Remember yang dipopulerkan oleh grup band Mocca yang di aransemen oleh Ig. Wisnu Cahyadi untuk kategori Mixed Choir.

Kategori Folklore sendiri kami membawakan lagu dari Sunda yaitu Tokecang yang di aransemen oleh Yason Christy Pranowo dan lagu asal Banyuwangi, Luk Luk Lumbu aransemen Budi Susanto Yohanes,” ujarnya.

Sementara itu, Manager PSM SSV UMY, Amel mengatakan kerja keras tim paduan suara serta dukungan dari pihak universitas membuat kami yakin dan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

“Kami berlatih enam jam setiap hari dan menggunakan enam hari dalam seminggu untuk latihan. Meskipun demikian kami juga membangun komitmen bersama agar rasa jenuh tidak muncul ditengah-tengah latihan,” imbuhnya.

Dengan pencapaian tersebut, terang Amel, kedepan PSM SSV UMY harus bisa mengikuti ajang internasional lainnya yang tidak hanya diikuti oleh berbagai Negara di kawasan Asia Pasifik saja.

UMY Kembali Beri Umroh Gratis bagi 40 Dosen dan Staf Karyawan UMY

$
0
0

IMG_7912Sebagai bentuk kepedulian serta memberikan semangat etos kerja bagi para dosen dan karyawannya, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali memberikan penghargaan bagi 40 calon jama’ah umroh. Penghargaan tersebut diberikan secara langsung pada saat syawalan dan mangayubagyo bagi calon jama’ah haji dan umroh keluarga besar UMY  yang berlangsung pada Jum’at, (24/07) di sportorium UMY. Para calon jama’ah umroh yang terpilih tersebut akan diberangkatkan secara bersama-sama pada Januari 2016 mendatang.  Acara tersebut dihadiri oleh Kopertis V yang diwakili oleh Prof.Dr. Bambang Supriyadi, Direktur Utama Bank BPD DIY, Drs. Bambang Setiawan, Rektor beserta pejabat struktural, dosen dan staf karyawan UMY

Keempat puluh calon jama’ah umroh tersebut terdiri 2 dosen  dan 4 tenaga kependidikan berprestasi, serta 34 dosen dan tenaga kependidikan yang dilihat dari jalur masa kerja.  Untuk kedua dosen yang berprestasi tersebut yaitu Dr. Ir. Sriyadi, M.P dari dosen Fakultas Pertanian, dan Eko Priyo Purnomo, S.IP., M.A., Ph.D dari dosen Fakultas Isipol. Sedangkan keempat tenaga kependidikan berprestasi diantaranya yaitu, Tohirin dari Staf BSDM, Galuh Sudarsono dari staf pengajaran, Laela Niswatin dari UPT Perpustakaan, serta Drs. Akhmad Haryanto dari Biro Umum. Bagi ke-34 calon jama’ah umroh yang dilihat dari jalur masa kerjanya, diantaranya yaitu Drs. Edi Supriyono, M.M., Ir. Mulyono, M.P., Drs. Bambang Sunaryono, M.Si., Dr. Arni Suwanti, M.Si., M. Haris Aulawi, S.H., M.Hum., Dra. Arum Indrasari, M.Buss. Akt., Dr. Siti Dyah Handayani, M.M., Dr. Nano Prawoto, M.Si., Dr. Leli Joko Suryono, S.H., M. Hum., Dr. Danang Wahyu Muhammad, S.H., M.Hum.,Bambang Eka Cahya Widodo, S.IP., M.Si. “bagi tenaga kependidikan dilihat dari jalur masa kerja, telah terpilih 22 dari 29 nama yang tercantum. Calon jama’ah umroh tersebut yaitu Prasetyo, Subandi, Samsuri, Yuliantoro, Suprihanto, Pribadi, Ismiyati, Tri Saryono, Sumono, TH. Sulistyowati, Bc.Hk., Dwiyono, Wijiyono, Sri Maryati, Menik Trisakti, Ngadino, Arum Swandari, Koco Pramono, Boiman, Heri Sumarsono, M.Zarkoni, Tri Tejo Wahyono, dan Sahlan,”ujar Tohirin selaku staf Biro Sumber Daya Manusia (BSDM).

Tohirin juga mengungkapkan, dalam pemilihan nama-nama yang patut diberi penghargaan tersebut tentu memenuhi beberapa kriteria. “Kriteria yang memenuhi syarat terpilihnya para calon jama’ah umroh berdasarkan prestasi, jalur masa kerja, dan komitmen. Ketika nama disebutkan dan calon jama’ah umroh itu tidak hadir di acara ini, maka dinyatakan gugur. Inilah yang dinilai dari komitmennya,” jelasnya.

Dalam pemberian penghargaan tersebut, UMY menggandeng Bank BPD DIY sebagai sponsorship penganugrahan penghargaan calon jama’ah umroh. “pada penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding.red), Bank BPD DIY mendanai untuk 20 calon jama’ah haji, selebihnya dibiayai oleh UMY,” ujar Tohirin. Dalam sambutan Drs. Bambang Setiawan, selaku Direktur Utama Bank BPD DIY mengungkapkan rasa syukurnya untuk bisa bekerjasama dengan UMY, terlebih UMY memiliki motto yang muda mendunia. “Kami bersyukur bisa melayani satu dari sepuluh universitas terbaik, salah satunya UMY. Kami berharap dengan diadakan sponsorship ini memberikan kerjasama yang membangun dan terus memperkuat kerjasamanya dengan UMY, ditambah dengan motto muda mendunia yang memberi kesan memotivasi bagi kami,” ungkapnya.

Selain itu, Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A.  dalam sambutannya berharap, dengan diberikan penghargaan bagi para dosen dan staf karyawan, diharapkan dapat menciptakan universitas yang benar-benar unggul dan Islami. Prof. Syamsul juga menambahkan dalam sambutannya terkait perkembangan untuk memperkuat kualitas UMY, BPH telah menandatangani terkait penambahan dosen baru. “Penambahan dosen baru dalam rangka memperkecil rasio antara dosen dengan mahasiswa. Meskipun UMY sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, UMY tidak boleh terlena, harus terus memacu kualitas,” ujar Ketua Badan Pembina Harian (BPH). Hal yang senada pula dikatakan oleh Prof. Dr. Bambang Supriyadi yang mengatakan bahwa, “Kemenristek dikti sedang mencari, apakah perguruan tinggi yang dikatakan baik itu yang memiliki banyak jurnal dan karya, atau para lulusan yang berhasil mengembangkan dan menguasai segala apa yang ada di Indonesia, bahkan ke ASEAN?”. Dalam sambutannya, Kemenristek dikti bukan hanya melihat kuantitas, tetapi lebih kekualitas. “Terlebih dengan diadakannya penghargaan ini dapat meningkatkan kualitas pengajar maupun tenaga kependidikan UMY menjadi lebih baik,” harapnya.

Dalam pemberian penghargaan bagi 40 calon jama’ah umroh tersebut, UMY juga memberikan selamat bagi tenaga pengajar maupun tenaga kependidikan yang tahun ini akan menunaikan Ibadah haji. “Semoga yang mengerjakan haji, mendapatkan haji yang mabrur. Serta semoga yang mengerjakan umroh, memberikan keberkahan, terutama bagi lingkungan UMY,” ujar Prof Syamsul. (Hevi)

PSM UMY Raih Prestasi Internasional, Bukti Kampus Muda Mendunia

$
0
0

IMG_0379

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Sunshine Voice UMY, berhasil meraih penghargaan di tingkat internasional. Penghargaan yang diraihnya tersebut berupa medali emas dan medali perak dalam laga Festival Paduan Suara Internasional 8th Grand Pix Pattaya di Thailand, pada 21 hingga 25 Juli yang lalu. Tim yang terdiri dari 33 singers tersebut mendapatkan medali emas untuk kategori Folklore Acapella dan medali perak untuk kategori mixed choir. Prestasi ini pun semakin menjadi bukti untuk mewujudkan kampus yang Muda Mendunia.

Sebagaimana diungkapkan pengurus Pengembangan Minat dan Bakat mahasiswa, Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY, Sugito, S.IP., M.Si, saat ditemui pada Kamis (30/7) di kantor LPKA, AR. Fachruddin B UMY. Menurutnya, untuk mewujudkan UMY sebagai kampus yang Muda Mendunia, pihaknya selalu mendukung mahasiswa agar bisa berprestasi di kancah internasional. Selain itu, dukungan juga diberikan pada mahasiswa UMY agar mengikuti kompetisi internasional. “Universitas sangat mendukung mahasiswa yang akan berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional, baik dari bidang akademik maupun non akademik. Dan salah satu prestasi yang baru saja diraih oleh mahasiswa kami, yakni medali emas dan perak pada Paduan Suara Internasional di Thailand beberapa waktu yang lalu,” ungkapnya.

Sugito yang juga turut serta mendampingi tim Sunshine Voice (SSV) UMY sebagai pembinanya pada 8th Grand Pix Pattaya tersebut kembali menuturkan bahwa berbagai dukungan diberikan pula pada tim SSV, mulai dari sebelum keberangkatan hingga saat perlombaan. Dukungan yang diberikan universitas tersebut tidak hanya dari segi finansial saja, melainkan juga dari segi pendampingan aktivitas persiapan mahasiswa dalam mengikuti kompetisi, pendampingan di lokasi perlombaan, hingga motivasi juga turut diberikan kepada mahasiswa yang akan mengikuti kompetisi.

“Berbagai pendampingan tersebut kami berikan sebagai pembina mahasiswa. Mulai dari pendampingan pendanaan, pendampingan dalam segala aktivitas mahasiswa baik itu dari segi persiapan lomba hingga pemberangkatan. Dan yang paling penting juga, kami terus memotivasi mahasiswa untuk tetap bersemangat dan berjuang dalam mengikuti kompetisi,” ujarnya.

Sugito juga menambahkan bahwa kampus merasa bangga dengan prestasi internasional yang telah diraih oleh PSM UMY ini. Sebab bukan hanya dapat membawa nama baik tim dan kampus UMY, tapi menurutnya mereka dapat membuktikan kerja keras yang telah mereka lakukan selama ini. Apalagi Sunshine Voice UMY baru pertama kalinya mengikuti ajang paduan suara internasional. “Sekalipun baru pertama kali mengikuti kompetisi paduan suara internasional, tapi mereka sudah dapat meraih prestasi gemilang. Inilah yang membuat kami bangga dengan prestasi mereka,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Marilda Azka, Ketua PSM SSV UMY, ada kebanggaan tersendiri bagi dirinya serta teman-teman satu timnya. Pasalnya, untuk meraih prestasi di tingkat internasional tersebut ternyata tidak sesulit mendapatkan juara di tingkat nasional, sekalipun baru pertama kalinya mereka mengikuti ajang internasional. Hal ini karena menurutnya, semua kategori perlombaan pada tingkat internasional tersebut mendapatkan apresiasi lebih dari jurinya. “Memang ada perbedaan antara kompetisi di tingkat nasional dengan internasional. Kalau tingkat internasional ternyata setiap kategori itu mendapatkan apresiasi. Sementara untuk tingkat nasional, selain karena pesertanya yang jauh lebih banyak, apresiasi untuk para pesertanya pun juga tidak sebanyak pada kompetisi internasional,” ungkapnya.

Mahasiswa Program Studi (prodi) Hubungan Internasional yang akrab disapa Azka ini juga mengatakan bahwa Grand Prix Pattaya tahun ini berasal dari berbagai Negara di Asia Pasifik seperti Filipina, Thailand, Macau, dan juga peserta lain dari Indonesia. Pada ajang ini, PSM SSV UMY membawakan lagu berjudul Matahari karya Erros Djarot yang diaransemen ulang oleh Poedji Soesila dan I Remember yang dipopulerkan oleh grup band Mocca yang di aransemen oleh Ig. Wisnu Cahyadi untuk kategori Mixed Choir. “Kategori Folklore sendiri kami membawakan lagu dari Sunda yaitu Tokecang yang di aransemen oleh Yason Christy Pranowo dan lagu asal Banyuwangi, Luk Luk Lumbu aransemen Budi Susanto Yohanes,” ujarnya.

Dengan pencapaian tersebut, Azka bersama teman-temannya berharap, ke depan PSM SSV UMY harus bisa mengikuti ajang internasional lainnya yang tidak hanya diikuti oleh berbagai Negara di kawasan Asia Pasifik saja.


UMY Lantik 30 Tenaga Pendidik Baru

$
0
0

IMG_7878

Sebagai wujud pengembangan kualitas pendidikan mahasiswa, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melantik 30 tenaga pendidik baru. Tenaga didik tersebut meliputi dari berbagai Fakultas yang ada di UMY, yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI), Teknik Informatika, Teknik Elektro, Ilmu Hukum, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Keperawatan, Pendidikan Dokter, Manajemen Rumah Sakit, dan Farmasi.

Pelantikan sekaligus penyerahan SK (Surat Keputusan) kepada tenaga pendidik tersebut diserahkan secara langsung oleh Sekertaris BPH (Badan Pembina Harian) UMY, Drs. Sukiman pada (30/7) bertempat di Loby Rektor Gedung Ar. Fachruddin A lantai 1.

Dalam sambutannya Sukiman mengungkapkan, diharapkan 30 calon tenaga didik baru tersebut dapat menyesuaikan diri dengan aturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan di UMY. “Kami menanti komitmen dan tanggung jawab calon tenaga didik, penyerahan SK ini merupakan tonggak awal perjuangan tenaga didik untuk bersama membangun UMY mewujudkan kampus yang Muda dan Mendunia, sesuai dengan tagline UMY,” paparnya.

Ditambahkan Sukiman, UMY sebagai salah satu lembaga milik Muhammadiyah, sudah sepatutnya bagi calon tenaga didik untuk dapat mengikuti kelembagaan Kemuhammadiyahan. “Sudah seharusnya ketika tenaga didik masuk ke dalam lembaga Muhammadiyah, akan mengabdikan dirinya kepada Muhammadiyah,” tambahnya.

Proses penerimaan tenaga didik tesebut melalui berbagai tahapan, seperti diungkapkan Drs. Gita Danupranata, M.M. “Untuk proses seleksi penerimaanya sendiri terdiri dari seleksi administrasi, tes kompetisi teknis, micro teaching, tes psikotes, tes toefl, tes TPA (Tes Potensi Akademik, dan kemudian ketika sudah lolos tahapan-tahapan tersebut, terakhir yaitu wawancara dengan BPH, dan Pimpinan UMY untuk menanyakan komitmen dan kebersedian calon tenaga didik untuk berkerja di UMY,” ungkapnya. (adm)

UMY Terjunkan 2535 Mahasiswa ke 42 Desa

$
0
0

IMG_7946

Sebanyak 2535 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada hari ini Sabtu (1/8) resmi diterjunkan ke 42 desa di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Mahasiswa-mahasiswa tersebut diterjunkan dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, yang diselenggarakan UMY tiap tahunnya. Selain itu, peserta KKN Tematik UMY pada semester genap 2014/2015 ini menjadi rekor terbanyak dari tahun-tahun sebelumnya.

Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Penelitan dan Masyarakat (LP3M) UMY, Hilman Latief, MA., Ph.D saat ditemui selepas acara pelepasan KKN Tematik di Lapangan Bintang Kampus Terpadu UMY menyebutkan, ada enam kabupaten yang akan menjadi tempat KKN mahasiswa UMY. Keenam kabupaten tersebut terdiri dari kabupaten Bantul, Sleman, Gunung Kidul, Kulonprogo, Magelang, dan kabupaten Purworejo. “Pada KKN Tematik periode semester genap 2014/2015 ini, kami menerjunkan 2535 mahasiswa. 270 mahasiswa diantaranya sudah diterjunkan pada Tema Muballigh Hijrah (Ramadhan 1436) dan sisanya akan diterjunkan di 125 lokasi di 42 desa daerah Jogja dan Jateng. KKN ini akan berlangsung sejak 1 Agustus hingga 4 September 2015. Di DIY ada 121 lokasi dan Jawa Tengah 4 lokasi,” jelasnya.

Hilman juga memaparkan, sebanyak 33 lokasi KKN yang berada di 20 desa merupakan lokasi lam dengan tema lanjutan KKN sebelumnya dan 92 lokasi lainnya di 22 desa, merupakan lokasi baru yang akan dijajagi kemungkinannya sebagai Desa Mitra. Adapun penyebaran lokasinya yakni di Kabupaten Bantul dengan 61 lokasi akan tersebar di kecamatan Dlingo, Pajangan, Kasihan, Sewon, Pandak, Srandakan, Sedayu dan Bambangliporo. Kabupaten Sleman dangan 50 lokasi berada di kecamatan Gamping, Godean, Turi, Tempel, Cangkringan, Ngaglik, Pakem, Mlati dan Sleman. “Untuk Gunung Kidul kami hanya menempatkan empat lokasi yang berada di kecamatan Semanu dan Purwosari. Kemudian di Kulonprogo ada 6 lokasi di kecamatan Nanggulan, Sentolo dan Galur. Sementara untuk Kabupaten Magelang dan Purworejo kami hanya memilih satu desa, kecamatan Srumbung Magelang dengan tiga lokasi KKN dan kecamatan Loano – Purworejo dengan satu lokasi di Desa Karangrejo,” papar Hilman.

Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMY ini juga mengungkapkan bahwa tema-tema KKN pada periode ini dirangkum dalam sebuah tema besar, yakni “Pemberdayaan Ekonomi Ummat”. Tema besar tersebut meliputi tema tentang pertanian, peternakan, desa wisata, industri pedesaan, pengembangan kelembagaan masyarakat, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesehatan masyarakat. KKN tematik UMY kali ini juga melibatkan 36 Dosen Pendamping Lapangan (DPL). “Para dosen pendamping ini kami harapkan dapat membimbing mahasiswa tetapi sekaligus menjadi pendamping dalam rangka pengembangan masyarakat. Karena bagaimanapun, KKN ini menjadi arena bagi mahasiswa untuk belajar mengetahui berbagai macam problematika yang timbul dalam kehidupan masyarakat. Dan mahasiswa pun kami harapkan dapat bekerjasama dengan masyarakat setempat, serta menempatkan diri mereka sebagai mahasiswa yang aktif, kreatif dan inovatif,” imbuhnya.

Sementara itu, Dede Rahayu Pratiwi mahasiswi Program Studi (prodi) Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB) UMY mengaku telah siap untuk menjalani masa KKN selama satu bulan penuh ini. Selain persiapan proposal kegiatan yang akan dilaksanakan di lokasi, ia bersama teman-temannya juga telah menyiapkan mental untuk bisa tinggal dan beradaptasi dengan lingkungan barunya di desa Gilangharjo, Pandak, Depok, Bantul. “Persiapan mental itu pasti ya, karena kami akan tinggal di tempat baru. Apalagi setelah melakukan observasi ke lapangan, kami tahu kalau di tempat yang akan kami tinggali itu untuk mandi dan mendapatkan air saja masih harus menimba di sumur. Sementara kedalaman sumur itu mencapai 25 meter. Belum lagi dengan cuaca saat ini yang masih kemarau. Jadi kami memang harus benar-benar menyiapkan segala sesuatunya dari sekarang,” ujarnya.

Namun di sisi lain, Dede juga merasa senang dengan ditempatkannya ia bersama keenambelas temannya di desa tersebut. Pasalnya, kedatangan mereka ke desa tersebut ternyata memang sudah ditunggu-tunggu oleh warga setempat. Sebagaimana diakui pula oleh kepala Dukuh setempat. “Saat kami melakukan observasi ke desa Gilangharjo itu, ternyata kepala Dukuhnya merasa sangat senang dengan kedatangan kami. Karena menurut beliau warga Gilangharjo yang kebanyakan juga anggota Muhammadiyah itu sudah menunggu-nunggu mahasiswa UMY yang akan melakukan KKN di sana. Jadi kami juga ikut merasa senang bisa ikut membantu warga setempat,” ungkapnya.

Mahasiswi yang juga aktif di UKM Pramuka UMY dan Asrama Mahasiswa (Unires) UMY ini juga menjelaskan bahwa tema KKN yang dipilih timnya mengenai Pembudayaan Emping Melinjo, Jamur dan Pengembangan Desa Wisata. Pemilihan tema tersebut karena latar belakang penduduk setempat yang memang rata-rata berprofesi sebagai buruh dan hanya ada satu pengepul emping melinjo dan jamur. “Jadi kami ingin mencoba membantu warga setempat dengan merenovasi pemasaran emping melinjo dan jamurnya. Agar tidak hanya satu orang saja yang bisa melakukan usaha tersebut, juga tidak hanya mengandalkan satu macam rasa dari emping dan jamur tersebut. Selain itu, kami nantinya juga akan berencana membuat Gardu Pandang sebagai salah satu pengembangan Desa Wisata Gilangharjo. Karena desa Gilangharjo ini berada di dataran tinggi yang memiliki potensi untuk menjadi desa wisata seperti Gunung Kidul dengan Bukit Bintangnya. Karena itu, kami berharap desa ini nantinya juga bisa menjadi salah satu pilihan tujuan wisata dengan adanya Gardu Pandang tersebut,” tutupnya. (sakinah)

Pengumuman Diterima Program Beasiswa Bidikmisi 2015

Masyarakat Jangan Panik Isu MUI Haramkan BPJS

$
0
0

IMG_8019

Pada bulan Juni lalu, masyarakat Indonesia digemparkan dengan isu MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang mengharamkan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan. Banyak masyarakat yang berpandangan negatif terhadap statemen MUI tersebut, pasalnya masyarakat menilai BPJS Kesehatan selama ini menguntungkan pihak masyarakat dengan diberikannya jaminan bantuan keuangan ketika mereka sakit. Namun, masyarakat diharapkan untuk tidak menerima isu tersebut secara mentah-mentah, karena statement yang disampaikan MUI tersebut belumlah berbentuk fatwa, dan masih hasil dari ijtima’ para ulama MUI.

Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Khaeruddin Hamsin, LL.M. selaku Direktur ICLASS (International Centre for Law and Sharia Studies) UMY dalam Diskusi terbatas pada Senin (3/8), yang mengusung tema “Kontroversi BPJS : Syariah atau Tidak.” Dalam diskusi tersebut hadir pula dosen Fakultas Ekonomi UMY, Dr. M. Akhyar Adnan, MBA. Dan Dr. Masyhudi Muqarrabin, M.Ec. selaku narasumber. Diskusi yang dihadiri oleh delapan orang dosen dan dua mahasiswa tersebut diselenggarakan di ruang ICLASS UMY, Fakultas Hukum lantai 2. “Diskusi ini merupakan diskusi pertama yang diadakan oleh ICLASS UMY setelah satu tahun berdiri,” terang Iwan Satriawan, SH, M.CL, selaku Wakil Direktur Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan ICLASS UMY.

Dr. Masyhudi Muqarrabin, M.Ec. menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan dikatakan haram oleh MUI karena ketidak jelasan alokasi dana yang dibayarkan oleh masyarakat. Pada praktiknya, masyarakat diwajibkan membayar premi setiap bulannya, dan akan dapat diambil dana tersebut ketika masyarakat jatuh sakit atau meninggal. Namun pada akad atau perjanjian awalnya, masyarakat tidak diberikan kejelasan kemana dana mereka akan diolah dan dialokasikan, sebelum diambil. “Dengan landasan tersebut, maka MUI mengeluarkan statemen haram terhadap sistem BPJS. Kalau suatu hal sudah dideteksi tidak halal, maka harus segera dikeluarkan fatwanya, supaya masyarakat tau hukumnya. Namun, secara teknis, hal tersebut tidak dapat secara langsung dihentikan dan harus secara bertahap. Tetapi yang jelas fatwanya sudah dikeluarkan,” jelas Dr. Masyhudi.

Dr. Masyhudi juga menambahkan bahwa masyarakat harusnya dipahamkan dahulu dengan syariah, baru hukum dapat diterapkan. Hal tersebut dikarenakan apabila maqosid syariah tidak benar-benar difahami oleh masyarakat, dan hukum langsung diterapkan, maka jalannya hukum tersebut akan kering dan bahkan dapat menggemparkan masyarakat. Ia juga mengusulkan jika pemerintah tidak perlu membuat BPJS versi Syari’ah, namun hanya sistem dari BPJS itu sendiri yang harus diubah dan lebih transparan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu bagaimana dana mereka diolah.

Hal tersebut senada dengan yang diucapkan oleh Dr. M. Akhyar Adnan, MBA. Ia menerangkan bahwa tidak perlu ada BPJS Syariah, namun sistemnya yang dapat diubah. Ia menjelaskan bahwa sesuatu menjadi haram karena adanya tiga faktor yaitu Maisir, Ghoror dan Riba. “Ghoror adalah ketidakjelasan. Secara konvensional, nasabah tidak diberitahukan kemana dana mereka diputarkan. BPJS juga demikian. Oleh karenanya sejak awal BPJS bukan syariah,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa seharusnya MUI dapat mengkomunikasikan hasil ijtima’ secara baik sehingga dapat diterima oleh masyarakat luas. Menurutnya masyarakat menjadi gempar karena faktor sosiologis, yakni berita bahwa MUI telah mengeluarkan fatwa haram terhadap BPJS, padahal hal tersebut bukanlah fatwa MUI melainkan baru hasil ijtima’. “Hal yang positif tapi disampaikan dengan tidak baik maka dapat berpengaruh terhadap pandangan masyarakat,” ujarnya.

Diskusi tersebut kemudian diakhiri dengan usulan kajian lebih detil terhadap sistem perputaran uang di BPJS, dan supaya MUI dapat mengkomunikasikan hasil ijtima’ ataupun fatwa kepada masyarakat dengan baik.

Selaku moderator, Iwan Satriawan, SH, M.CL juga berharap dengan diadakannya diskusi ini dapat mengubah cara pandang dan cara berfikir masyarakat terkait menanggapi isu fatwa MUI. Masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menanggapi isu-isu yang hadir dan lebih dahulu mengkaji isu terkait, dan untuk lebih mencermati perbedaan antara fatwa MUI maupun hasil ijtima’ MUI yang berarti belum menjadi fatwa.(Deansa)

LO ABU Robocon 2015 Harus Representasikan UMY dan Indonesia

$
0
0

IMG_8051

Liaison Officer (LO) selalu difahami sebagai penyambung komunikasi atau komunikator antara pihak panitia suatu acara dengan peserta acara. Namun secara teknis, seorang LO juga dituntut untuk teliti dan antisipatif, sigap, ramah, dan juga koordinatif. Dan hal terpenting lainnya yakni, para LO juga dituntut untuk bisa merepresentasikan UMY dan Indonesia yang dikenal dengan keramahannya.

Hal tersebut yang disampaikan oleh Mohammad Ichsan, S.I.P. dalam Pelatihan Dasar LO ABU Asia-Pasific Robot Contest 2015, pada hari rabu (5/8). Pelatihan yang diikuti oleh 80 orang LO ABU Robocon 2015 ini diberikan untuk mematangkan persiapan para LO menghadapi Kontes Robot yang akan berlangsung pada tanggal 23 Agustus mendatang di UMY.

“LO tidak hanya untuk menambah pengalaman saja, tetapi juga untuk belajar, terutama bagaimana bisa menghargai orang lain,” kata Ichsan. Ia menambahkan bahwa menghargai orang yang lebih tua adalah hal yang wajar dan mudah, namun LO juga dituntut untuk menghargai orang yang lebih muda, dan itu merupakan hal yang penting.

Dalam pelatihan yang dilaksanakan di di Ruang Sidang lantai 5 gedung A.R Fakhrudin A tersebut, Ichsan memberikan pelatihan tentang bagaimana cara memahami informasi dan cara yang tepat menyampaikan informasi kepada para peserta, hal-hal yang harus dan tidak boleh dilakukan seorang LO, dan juga utamanya pada hal manner atau tata krama dalam bersikap. “Menjadi LO Kontes ABU Robocon merupakan tanggung jawab yang berat karena kita merepresentasikan UMY dan negara kita. Dengan sikap yang dilakukan oleh LO selama kontes, akan dinilai oleh para tamu-tamu dan peserta dari luar negeri tentang perilaku orang Indonesia,” terangnya.

Ichsan mengatakan bahwa selama ini orang Indonesia telah dikenal baik dan ramah oleh warga negara asing. Oleh karena itu, dalam event yang akan berlangsung selama lima hari nanti, para LO dituntut untuk dapat menjaga citra baik yang selama ini telah dimiliki oleh Indonesia.

Dengan menjadi LO dari berbagai negara peserta ABU Robocon, Ichsan juga mengingatkan para LO untuk mempelajari kultur asing dan hal-hal penting seputar negara peserta ABU Robocon 2015. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan kepada para peserta dan para tamu dari negara-negara lain selama kontes berjalan. Ia juga mengingatkan para LO untuk dapat belajar bersabar karena sifat dan watak manusia yang terkadang dapat menimbulkan emosi para LO di saat kerjanya nanti.

Dalam pelatihan dasar LO ini, para LO benar-benar disiapkan baik secara moral dan mental untuk menghadapi Kontes Robot bergengsi yang baru kali pertamanya diselenggarakan di Indonesia. Dan dengan ditunjuknya UMY sebagai tempat berlangsungnya kontes, hal ini yang memberikan kesempatan kepada UMY untuk dapat lebih berkontribusi dalam event Internasional. (Deansa)

Viewing all 2837 articles
Browse latest View live