Quantcast
Channel: Berita – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Viewing all 2837 articles
Browse latest View live

Kebiasaan Gunakan Pestisida Dapat Merusak Lingkungan

$
0
0

IMG_7981

Indonesia sering disebut dengan negara agraris, tentunya hal ini didukung dengan struktur tanah Indonesia yang terhitung subur oleh berbagai macam tanaman. Bahkan, sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai petani, namun sayangnya perkembangan teknologi yang semakin maju saat ini belum menyebar luas pada metode pertanian di Indonesia, sehingga masih banyak petani Indonesia yang menggunakan metode tradisional dalam bertani.

Jika berbicara tentang masalah pertanian tentunya, kita sudah tak asing lagi dengan permasalahan hama yang terus menerus menurunkan produktifitas tanaman bagi petani di Indonesia. “Biasanya untuk menghindari hama masyarakat terbiasa menggunakan pestisida, kebiasaan ini harus dikurangi sebab kebiasaan ini justru dapat memperparah produktifitas tanaman berikutnya, “ terang Dr Tom Pope, Bsc (Hons), Msc, selaku dosen dari Harper Adams University Shropshire, United Kingdom, saat menyampaikan kuliah umum “Effective Crop Protection in A World With Fewer Pesticides” pada hari Rabu (5/8) di Gedung Pasca Sarjana Lt.4 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Dr. Tom melanjutkan bahwa, hama bisa terjadi karena hama yang datang dari daerah lain, namun tidak semua hama memproduksi dengan cepat. Meskipun hama tidak dapat memproduksi dengan cepat namun hama dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk menghindari hal tersebut biasanya masyarakat menggunakan pestisida. “Padahal penggunaan pestisida ini dapat mengganggu kontrol secara alamiah dan kerusakan mungkin bisa menjadi tidak proposional, artinya justru pestisida bukan menghambat hama, justru menambah populasi hama. Selain berpengaruh dengan populasi hama, tentunya dapat juga menurunkan kualitas tanaman, di mana dapat mengurangi kualitas gizi dalam tanaman tersebut, “ lanjutnya.

Sebelum adanya sintesis insektisida modern para petani sering melakukan kontrol antara lain, irigrasi, kontrol biologi, kontrol fisik, dan kontrol budaya. “ Sejak insektisida organic berkembang pada tahun 1993, namun pada tahun 1947 kasus-kasus resistensi mulai berkembang. Sejak saat itulah senjata antara hama dan pestisida berkembang terus. Hal yang paling lemah kita pikirkan adalah bahwa dalam melakukan agrikultur kita hanya memikirkan peningkatan produktifitas jumlah tanaman yang di tanam. Tapi kita sering lupa untuk memikirkan lingkungan sekitar,“ imbuh Dr. Tom lagi.

Dr. Tom juga memberikan contoh dengan komunitas kentang yang berada di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, di mana produksitifitas kentang sudah mulai menurun setiap tahunnya. “Hal ini terjadi karena struktur tanah yang sudah mulai rusak, hal ini disebabkan dengan kebiasaan masyarakat dieng yang menggunakan pupuk kima yang berlebih. Akibatnya dapat menurunkan kualitas tanah yang semula subur menjadi menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk itu sebaiknya masyarakat dieng mulai memperbaikki strukur kondisi tanah yang ada misalnya dengan penanaman yang alami dan irigrasi, “ terangnya.

Untuk itu, Dr. Tom menjelaskan bahwa para petani perlu diberi edukasi seperti yang orang dahulu lakukan yaitu dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada para petani. Dalam hal ini peran pemerintah sangat penting, jika tidak ada dorongan dari pemerintah maka metode pertanian masih dilakukan secara tradisional, artinya petani tidak akan merubah kebiasaan. “Memang membutuhkan waktu lama untuk bisa merubah kebiasaan atau maindset para petani. Hal yang perlu dijelaskan kepada mereka adalah bahwa menanam bukan hanya memikirkan hasil tetapi memikirkan bagaimana dalama menanam kita tidak merusak lingkungan, “ paparnya.

Dalam menyadarkan petani, bukan hal yang mudah, salah satunya tentang penyadaran masyarakat tentang penggunaak teknologi dalam bertani. Menurut Dr. Tom, penggunaan teknologi ini bisa sangat membantu dalam mengubah metode pertanian yang digunakan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. “Metode yang diberikan tentunya harus cepat, tepat, dan mudah. Sedangkan untuk para petani lansia, kita jangan paksakan mereka untuk bisa mengikuti menggunakan teknologi, justru hal ini malah memperlambat mereka karena tidak dapat mengikutinya, “ jelasnya.

Dr. Tom juga menyarankan agar para mahasiswa di Indonesia lebih tertarik denga dunia pertanian. Indonesia sendiri merupakan negara agraris serta mempunyai tanah yang subur, tentu sangat berbeda dengan kondisi yang ada di UK yang jauh berbeda dengan Indonesia. “Untuk itu para mahasiswa Indonesia harus bisa lebih mengembangkan metode penelitian yang baru. Misalnya, merubaa dari segi kultur dalam teknik penanaman, “ tutupnya.


Muhammadiyah Perlu Kembangkan Bidang Ekonomi dan Saintek

$
0
0

Muhammadiyah memang sudah sudah cukup kuat dalam bidang pendidikan, baik dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga tingkat pendidikan tinggi. Tak hanya itu, Muhammadiyah juga sudah kuat dalam bidang Rumah Sakit dengan tersedianya PKU Muhammadiyah di berbagai daerah. Namun, ada dua hal lagi yang masih perlu dikembangkan oleh Muhammadiyah, yakni Ekonomi dan Sains dan Teknolgi (Saintek).

Hal tersebut dikemukakan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Bambang Cipto, MA, saat ditemui di ruang kerjanya pada Kamis (6/8). Pernyataan tersebut diberikannya seusai mengikuti rangkaian pembukaan dan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar pada 3 hingga 5 Agustus yang lalu.

Menurutnya, tema besar yang diusung pada Muktamar Muhammadiyah ke-47, yang akan terselenggara hingga Jum’at (7/8) tersebut memang mengangkat tema “Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan”. Berbagai program-program dari berbagai bidang juga akan direncanakan oleh Muhammadiyah, untuk memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa.

“Pada bidang pendidikan sendiri, Muhammadiyah akan fokus pada pengembangan pendidikan ke depan di semua tingkatan. Contohnya adalah seperti peningkatan jumlah mahasiswa, pelajar, peningkatan fasilitas sistem pendidikan dari tingkat TK, SD, SMP, sampai perguruan tinggi. Juga peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia-red) pendidik seperti para guru dan dosen,” ujarnya. Prof. Bambang juga menyebutkan bahwa lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah juga perlu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Namun dari itu semua, ada dua hal penting lagi menurut Guru Besar Hubungan Internasional (HI) UMY ini yang harus dikembangkan oleh Muhammadiyah. Bidang Ekonomi serta Sains dan Teknologilah yang menurutnya harus dikembangkan lebih jauh lagi oleh Muhammadiyah. “Hal ini karena selama ini, Muhammadiyah masih kurang dalam memperhatikan kedua isu tersebut, sehingga Muhammadiyah perlu untuk mengarah ke sana. Karena sebenarnya Muhammadiyah juga memiliki beberapa ilmuwan namun belum dapat memberikan sumbangan kepada Indonesia dari segi perkembangan ekonomi dan saintek, sehingga isu ini patut untuk diperhatikan oleh kita bersama,” paparnya.

Dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 ini, UMY juga turut berkontribusi dalam beberapa hal. Seperti menghadirkan Marching Band Drum Corps UMY dalam pawai ta’aruf dan pembukaan Muktamar. Selain itu, dua calon Ketua PP Muhammadiyah juga merupakan dosen di UMY, yakni Prof. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag. (Guru Besar Fakultas Agama Islam (FAI)), dan Dr. H. Haedar Nashir, M.Si (Dosen Fakultas ISIPOL). Melihat dua calon Ketua PP Muhammadiyah berasal dari UMY, rektor UMY berharap bahwa kedua calon ini dapat menginspirasi segenap civitas akademika UMY. “Mudah-mudahan bisa membuat kita semakin bersemangat karena dosen UMY dapat terpilih menjadi pemimpin puncak di organisasi terbesar kedua di Indonesia ini,” akhir beliau. (Deansa)

Disporit Dapat Wujudkan Paperless Office System

$
0
0

photo479291537209010372

Proses surat menyurat menjadi hal yang sangat penting bagi setiap institusi baik itu institusi pemerintahan atau non pemerintahan. Sampai saat ini kegiatan surat menyurat ini masih menggunakan kertas. Disposisi surat menggunakan kertas ini tentunya ada dampaknya, salah satunya habisnya jumlah kertas dan mengharuskan sebuah institusi untuk membeli kertas baru. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan di beberapa institusi untuk lebih memanfaatkan teknologi demi mengurangi penggunaan kertas. Kholis Arohman, Faizal Muhammad, Muhammad Alim, dan Rohmana Zulfa, mengembangkan sebuah sistem disposisi surat yang memanfaatkan teknologi berbasis website. Tujuan pembuatan sistem diposisi surat konvensional ke website ini adalah untuk mempermudah institusi dan mewujudkan Paperless Office System.

Alim menerangkan, hal yang melatar belakangi pembuatan ini adalah didasari dengan masalah-masalah yang sering muncul. Salah satunya yang terjadi yaitu di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berhubungan dengan kegiatan administrasi surat menyurat. Tak jarang disposisi yang menggunakan kertas ini tidak dapat bertahan dengan lama, misalnya mudah hilang dan rusak. Selain itu penyimpanan arsip dalam bentuk fisik sebetulnya akan menyulitkan untuk mencarinya. Melihat masalah-masalah yang ada tersebut, kemudian kami mencetus sebuah penggunaan disposisi surat yang dalam bentuk konvesional dirubah ke dalam bentuk website, “ terangnya.

Rohmana menambahkan, dengan kemanjuan teknologi maka tak salah jika kita menggunakannya untuk memanfaatkan sesuatu yang berguna untuk masyarakat terutama untuk institusi. Diporit ini tentunya memiliki kelebihan-kelebihan yang lain, yaitu mempermudah atasan ketika memberikan surat kepada anggotanya. Selain itu, kami juga menyiapkan fitur-fitur yang sangat dibutuhkan misalnya dalam bidang pengarsipan, dalam web ini kami juga membantu institusi dalam bentuk pengarsipan, sehingga ini akan mempermudah user atau pengguna ketika mencari surat yang sudah lama. Karena ada penyimpanan data atau arsip surat, kami juga menyediakan muatan 30GB, menurut kami itu sudah sangat cukup karena sama halnya dengan google drive, jika institusi ingin menambah muatan ya bisa kita tambahkan nantinya, “ tambahnya,

Disporit ini merupakan sistem yang berfungsi untuk mengurangi dampak penggunaan kertas di institusi. “Disporit memang bertujuan mewujudkan Paperless Office System, tapi bukan berarti mengahapuskan penggunaan kertas secara langsung. Artinya ketika ada masalah sistem dari web tersebut ya kita tetap menggunakan kertas. Jadi, Disporsit ini hanya mengurangi dampak penggunaan kertas bukan mengahpuskan penggunaan kertas. Keunggulan lain adalah sistem ini bisa terintegrasi ke email masing-masing user. Jadi ketika ada surat masuk yang dikirimkan oleh atasan, maka secara otomatis kita dapat notifikasi di email kita, “ tegasnya.

Selain itu, Rohman menambahkan, bahwa software ini juga menyediakan fitur “cari” dan juga fitur “export” ke excel. Jadi misalnya ketika ada laporan pertanggung jawaban, kita langsung bisa pindahkan ke excel, dari sana kita bisa cek siapa pengirimnya dan tanggal berapa melakukan proses exportnya. Tentu ini akan mempermudah jika atasan membuthkan bentuk pertanggung jawaban dalam hal surat menyurat. Jadi, data yang tercantum tidak bisa dimanipulasi oleh siapapun, “ tambhanya.

Diposrit ini juga sudah beberapa kali diikutkan dalam kontes, jadi bukan hanya diikutkan ke dalam PKM-KC yang dibawahi oleh Dikti saja, namun juga yang lainnya. “Yang baru-baru kemarin, kami diikut sertakan dalam Forum Grup Diskusi Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia yang dilaksanakan di Makassar yang bertepatan pada acara Muktamar. Dalam FGD kemarin kita juga menerima beberapa masukkan dari juri-juri yang ada disana serta di uji coba. Selain itu kami juga kemarin submit paper ke SNTI XII yang diselenggarakan Universitas Tarumanegara, dan besok Oktober kita kesana untuk seminar, “ paparnya.

Rencana selanjutnya, Faizal berharap, tim kami bisa lolos PIMNAS dan selebihnya kami berharap Diporit ini bisa memberikan dampak positif terutama untuk mewujudkan Paperless Office System dan bisa mempermudah institusi dalam hal kegiatan surat menyurat, khususnya di FT UMY semoga bisa digunakan. Selebihnya kami berharap karya kami ini sudah bisa terdaftar di HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) di UMY, sampai saat baru surat yang sudah turun, jadi kami sedang menunggu ketetapannya, “ tutupnya.

Tim Rev-Gaardan UMY Raih Desain Terbaik Kombat 2015

$
0
0

IMG-20150806-WA0003

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Tiga mahasiswa Teknik Elektro yang tergabung dalam tim REV-GAARDAN ini berhasil meraih Juara Desain Terbaik pada gala Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (Komurindo) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Kombat) 2015, yang diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berserta Kemernterian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), pada 2 hingga 4 Agustus yang lalu, di Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Tim yang digawangi oleh Galuh Fierga S, M. Purnama Ardhi dan Dany Dwi Jaka S ini, berhasil membawa pulang juara tersebut pada kategori Desain Terbaik Kombat 2015.

Menurut Galuh Fierga S, selaku ketua tim mengaku tidak menyangka akan mendapatkan juara pada kategori Desain Terbaik. Selain karena lawan mereka yang juga cukup berat, desain-desain Kombat yang dimiliki universitas lainnya juga tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan milik mereka. Bahkan tim juri pun memberi julukan khusus pada desain mereka. “Karena desain antena kami yang paling besar diantara yang lainnya, jadi tim juri mengatakan kalau antena kami ini adalah antena maut,” ujar Galuh. Namun nampaknya, ‘antena maut’ itulah yang bisa membawa mereka meraih juara pada kategori desain terbaik Kombat 2015 tersebut.

Walaupun secara mendasar, menurut Galuh, mereka tidak mengetahui apa saja penilaian para juri sehingga menempatkan mereka sebagai juara desain terbaik. Tapi ketiganya menilai bahwa ada faktor tertentu yang menjadikan mereka sebagai juara desain terbaik. “Kami sebenarnya juga tidak mengetahui apa saja penilaian dari juri untuk kategori desain terbaik ini. Mungkin karena selain kami memiliki desain antena yang paling besar dan unik, kami juga berhasil mengambil foto udara sebanyak empat ratus gambar. Dan tim yang berhasil mengambil foto udara ini ternyata menurut para juri tidak banyak, dari 14 tim yang berhasil menerbangkan balon udaranya, hanya beberapa saja yang bisa mengambil foto udara dan menyimpannya secara otomatis pada sistem penerima yang ada di bawah,” ungkapnya.

Penghargaan yang diraih ketiganya tersebut rupanya juga tidak lepas dari usaha mereka selama enam bulan persiapan. Selain itu, perjuangan dari tim yang pernah berhasil menerbangkan balonnya hingga ketinggian maksimum 23 sampai 29 km pada ajang Komurindo-Kombat 2014 ini, juga tidak lepas dari berbagai kendala. “Sebelum berangkat dari kampus, kami mengalami kendala transportasi. Karena barang-barang yang kami bawa itu besar-besar dan tidak memungkinkan bagi kami untuk pergi ke lokasi lomba hanya dengan mengandalkan kendaraan umum biasanya. Jadi satu-satunya cara adalah dengan menyewa mobil sendiri. Tidak hanya itu, saat perlombaan berlangsung, GPS yang kami pasang di muatan balon udaranya ternyata mati pada pertengahan lomba. Saat itu, kami bahkan sempat berpikir kalau muatan kami itu tidak bisa turun lagi, karena GPSnya mati dan kami kehilangan kontak. Tapi ternyata akhirnya muatan kami itu mulai terlihat lagi dan bisa turun. Mungkin kalau GPSnya tidak mati, kami juga memiliki kesempatan untuk berada di peringkat tiga besar,” jelas Galuh lagi.

Namun Galuh beserta kedua temannya pun tetap bersyukur dengan ditetapkannya mereka sebagai juara dengan Desain Terbaik pada Kompat 2015. Sebab menurut ketiganya, itu adalah hasil dari jerih payah dan perjuangan yang telah mereka lakukan dalam mengikuti perlombaan tersebut. Untuk itulah, ketiganya berharap bisa melakukan yang terbaik lagi untuk ke depannya. “Perlombaan ini sangat berarti bagi kami, terlebih lagi dengan pengalaman yang kami temui selama mengikuti perlombaan ini, dari mulai persiapannya hingga memasuki perlombaan. Pengalaman yang kami dapatkan itu jauh lebih berharga juga. Untuk itu kami berharap ke depannya, adik-adik angkatan kami bisa melakukan yang lebih baik lagi ke depannya. Agar bukan hanya juara desain terbaik saja yang akan didapatkan, tapi kalau bisa juga menjadi juara pertama,” tutupnya.

Dua Dosen UMY Duduki Jabatan Tertinggi di Muhammadiyah dan Aisyiyah

$
0
0

pesanan mbak saki

Terpilihnya Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah periode 2015-2020 yang merupakan pasangan suami istri Dr. Haedar Nashir, M.Si dan Dra. Siti Nordjannah Djohantini, MM., M.Si mengingatkan banyak kalangan pada masa KH. Ahmad Dahlan dan Siti Walidah Ahmad Dahlan. Terpilihnya pasangan ini sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Aisyiyah juga diharapkan dapat membawa dampak positif, bukan hanya pada organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang dipimpinnya saja, namun juga pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dimana keduanya tak lain merupakan dosen aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) dan Fakultas Ekonomi (FE) UMY. Dr. Haedar Nashir memulai kiprah sebagai dosen prodi Ilmu Pemerintahan di UMY sejak tahun 1992, sedangkan Dra. Siti Noordjannah memulai karir sebagai dosen ilmu Manajemen UMY sejak tahun 1988.

Sebelumnya, Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA setelah mengetahui bahwa Dr. Haedar Nashir masuk ke dalam jajaran calon Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Bambang berharap Dr. Haedar bisa menginspirasi segenap civitas akademika UMY. Karena masuknya Dr. Haedar yang juga diajukan sebagai calon Ketua Umum PP Muhammadiyah, menjadi bukti bahwa Dr. Haedar tidak hanya aktif sebagai dosen FISIPOL UMY, tapi juga aktif dan memiliki peran penting dalam organisasi Muhammadiyah.

Saat ini, setelah Dr. Haedar Nashir dan Dra. Siti Nordjannah telah resmi menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah, Prof. Bambang pun berharap keduanya juga bisa memberikan dampak positif bagi universitas. Guru besar Hubungan Internasional (HI) UMY ini pun mengatakan bahwa mahasiswa UMY juga perlu mengetahui prestasi dari kedua dosen UMY ini yang bisa menduduki jabatan tertinggi di Muhammadiyah dan Aisyiyah. “Mahasiswa juga perlu tahu kalau pasangan Ketua Umum ini juga merupakan dosen UMY. Agar mereka bisa mencontoh dan bisa terus termotivasi. Dan mudah-mudahan bisa membuat semua civitas akademika semakin bersemangat, karena dosen UMY dapat terpilih menjadi pemimpin puncak di organisasi terbesar kedua di Indonesia ini,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dekan Fisipol, Ali Muhammad, SIP, MA, Phd., dan Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. Nano Prawoto, M.Si. Saat dihubungi pada Sabtu (8/9), keduanya sama-sama berharap dengan terpilihnya pasangan Dr. Haedar Nashir dan Dra. Siti Nordjannah sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dan PP Aisyiyah, dapat memberikan warna baru kepada segenap civitas akademika UMY. Menurut Dr. Nano Prawoto, terpilihnya kembali Dra. Siti Nordjannah yang juga selaku dosen Ilmu Manajemen UMY sebagai ketua umum PP Aisyiyah periode 2015-2020, merupakan hal yang layak dan wajar. Pasalnya, Dra. Siti Nordjannah merupakan dosen senior di FE UMY dan juga aktif di organisasi Aisyiyah. “Pengalaman beliau di Aisyiyah sudah sangat panjang, karena itulah sangat layak pula jika beliau menjadi ketua PP Aisyiyah. Selain itu, beliau juga memiliki kemampuan akademik yang bagus,” ujarnya.

Dengan diangkatnya dosen Ilmu Manajemen UMY sebagai ketua PP ‘Aisyiyah periode 2015-2020 ini, Nano juga berharap ada warna baru pada segenap civitas Fakultas Ekonomi UMY dan memotivasi mereka untuk bisa memberikan yang terbaik. “Dengan terpilihnya beliau menunjukkan bahwa Fakultas Ekonomi UMY tidak hanya memiliki sumber daya manusia yang hanya mampu dan ahli dalam bidang ekonomi secara teori saja, namun juga memiliki SDM yang dapat terjun ke lapangan dan dunia nyata,” jelasnya. Ia juga berharap bahwa ke depannya PP Aisyiyah dan Fakultas Ekonomi UMY dapat melakukan kerjasama untuk melakukan riset dalam pengembangan ekonomi.

Ali Muhammad, SIP, MA, Phd menambahkan, Dr. Haedar Nashir adalah salah satu dosen terbaik Fisipol dan salah satu kader terbaik Muhammadiyah saat ini. “Dengan terpilihnya beliau sebagai ketua umum PP Muhammadiyah, tentu kita berharap persyarikatan Muhammadiyah maupun amal-amal usaha termasuk Universitas Muhammadiyah semakin berkembang dan maju,” ujarnya.

Ali juga berharap keduanya sukses dan lancar dalam mengemban amanah menjadi nahkoda Muhammadiyah lima tahun ke depan. “Problematika umat dan bangsa begitu banyak dan komplek, seperti masalah ketidakadilan, kemiskinan, korupsi, pendidikan dan lain-lain. Sehingga diharapkan Muhammadiyah di bawah kepemimpinan beliau semakin mampu terdepan dan memberikan andil serta kontribusi besar bagi bangsa maupun dunia. Kami juga bersyukur bahwa Muktamar berjalan dengan lancar dan proses pemilihan pemimpin berjalan lancar tanpa problem apapun. Ini menunjukkan kematangan demokrasi dan kedewasaan organisasi Muhammadiyah,” tutupnya. (Deansa/Ica/Sakinah)

5 Tim PKM UMY Berhasil Lolos ke PIMNAS 28

$
0
0

Tim PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali berhasil meloloskan 5 timnya, dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke- 28 yang diselenggarakan oleh Dikti (Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi). PIMNAS ke-28 tahun ini akan diselenggarakan di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, yang akan berlangsung pada tanggal 5-9 Oktober 2015.

Sugito, S.IP, M.Si, selaku pembina PKM UMY ketika ditemui di ruangannya pada Senin (10/8) menuturkan, pada tahun ini 5 tim PKM UMY yang berhasil lolos ke PIMNAS 28, terdiri dari berbagai kategori PKM, yaitu PKM-M (Pengabdian Masyarakat), PKM-GT (Gagasan Tertulis), dan PKM-K (Kewirausahaan). “Alhamdulillah pada tahun ini UMY kembali berhasil meloloskan 5 tim PKM dalam ajang PIMNAS ke- 28, untuk kategori PKM yang berhasil lolos yaitu, PKM-M terdapat 2 tim, PKM-GT 1 tim, dan PKM-K sebanyak 2 tim,” ucapnya.

Ditambahkan Sugito, secara nasional terdapat 440 tim dari berbagai universitas yang ada di Indonesia yang berhasil lolos pada PIMNAS tahun ini, dan UMY kembali berhasil meraih peringkat 1 PTS (Perguruan Tinggi Swasta) se Yogyakarta untuk pendelegasian PIMNAS ke- 28 ini. “Dengan meloloskan 5 tim pada PIMNAS tahun ini, UMY berhasil meraih rangking 1 PTS se Yogyakarta untuk jumlah pendelegasian PIMNAS tahun ini,” tambahnya.

Pada ajang PIMNAS tahun 2014 lalu, di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, UMY berhasil meraih peringkat 6 nasional, dengan memperoleh 2 medali emas, dan 1 medali perunggu.  Untuk mempertahankan prestasi tersebut, berbagai persiapan untuk menghadapi PIMNAS tahun ini akan dipersiapkan. Diungkapkan Sugito, persiapan yang akan dilakukan antara lain yaitu kemampuan teknis, dan mental tim PKM. “Untuk persiapan teknis, kami akan melakukan pematangan pada penulisan artikel ilmiah, pelatihan presentasi, dan pembuatan poster, yang akan kami persiapkan selama 1 bulan dalam Pimnas Camp, dengan mengundang berbagai narasumber, sebagai bekal bagi masing-masing tim,” paparnya.

 

Sementara itu, Catur Igo Prasetyo, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMY, yang merupakan salah satu peserta yang berhasil lolos pada PIMNAS ke- 28 pada kategori PKM-M menuturkan, bahwa dia dan timnya sempat tidak menyangka dapat lolos pada PIMNAS tahun ini. “Kami sempat tidak menyangka dapat lolos sampai ke PIMNAS tahun ini, dan berhasil mengalahkan ribuan proposal PKM dari berbagai universitas se- Indonesia. Kami optimis akan mendapatkan mendali emas, dan akan membawa nama baik UMY pada PIMNAS tahun ini,” ucapnya.

Berbagai persiapan juga akan dilakukan oleh Igo dan timnya. “Persiapan yang akan kami lakukan pastinya lebih pada perbaikan penulisan laporan akhir, dan teknis presentasi. Karena kedua hal tersebut sempat menjadi kritikan pada penyeleksian monev (monitoring evaluasi) sebelumnya,” tambahnya.

2.519 Peserta Ikuti Ujian PBT Gelombang III UMY

$
0
0

Ujian PBT (Paper Based-Test) Gelombang ketiga penerimaan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah diselenggarakan pada Minggu (9/8) dari pukul 7.30-10.30 WIB. Ujian yang diselenggarakan di Sportorium UMY ini diikuti oleh 2.519 peserta. “Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak peserta PBT selama ini dibandingkan test-test PBT sebelumnya,” ungkap Dr. Siti Dyah Handayani, SE., M.M selaku Kepala Biro Penerimaan Mahasiswa Baru (Penmaru) UMY.

Masih seperti ujian PBT pada gelombang-gelombang sebelumnya, Fakultas Kedokteran masih menjadi Fakultas favorit para peserta ujian PBT gelombang terakhir ini. Dr. Siti Dyah menambahkan bahwa prodi (program studi) yang banyak diminati dari jurusan IPA adalah Pendidikan Dokter dan Kedokteran Gigi. Sedangkan dari jurusan IPS, prodi yang menjadi favorit peserta ujian PBT adalah Manajemen, Akutansi dan Ilmu Hubungan Internasional kelas reguler.

Ujian PBT gelombang terakhir ini diikuti oleh peserta dari seluruh penjuru Indonesia. Dr. Siti Dyah menambahkan bahwa ada peserta yang berasal dari Papua dan Nusa Tenggara Timur. “Untuk yang dari luar negeri juga ada, seperti dari Thailand. Biasanya peserta dari luar negeri melakukan pendaftaran dengan sistem nilai dan jalur non-test. Sedikit yang menggunakan jalur PBT,” tambahnya. Peserta ujian PBT asal luar negeri juga diharuskan untuk dapat memahami bahasa Indonesia, karena soal yang disediakan dalam bahasa Indonesia. “Kalau peserta dari Luar Negeri tersebut mendaftar untuk kelas reguler, memang diwajibkan untuk bisa berbahasa Indonesia,” lanjutnya.

Hasil ujian PBT gelombang III akan diumumkan pada hari Rabu (12/8). Pengumuman dapat dilihat di koran Kedaulatan Rakyat (KR) atau akses pada web umy.ac.id. Sementara untuk calon mahasiswa yang masih ingin mendaftar di UMY dengan jalur CBT (Computer Based-Test), pendaftaran gelombang III masih akan dibuka sampai pada hari Sabtu, 15 Agustus 2015. Namun untuk pendaftaran CBT, beberapa prodi sudah ditutup. Hingga hari senin (10/8), prodi yang sudah ditutup antara lain Farmasi, Pendidikan Dokter Gigi, Pendidikan Dokter, Teknik Sipil, Agroteknologi, Teknik Elektro, dan Manajemen. Dr. Siti Dyah juga menambahkan bahwa akan ada kemungkinan beberapa prodi yang akan ditutup pendaftarannya esok hari seperti prodi Ilmu Hukum kelas Reguler. Hal ini dilihat dari kuota pendaftar yang sudah hampir memenuhi target.

“Jumlah pendaftar di UMY hingga sabtu sore (8/8) sebanyak 37.422. Sedangkan yang sudah melakukan registrasi sebanyak 3.900 orang yang sudah lolos seleksi. Sedangkan batas penerimaan mahasiswa baru untuk tahun akademik 2015-2016 adalah 4.500 orang,” jelasnya. Dengan perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa UMY masih akan menyediakan 600 kuota orang yang lolos seleksi untuk melakukan registrasi.

UMY Terjunkan 29 Mahasiswanya Ke Pulau Perbatasan

$
0
0

IMG_8097

Untuk pertama kalinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menerjunkan 29 mahasiswa didikannya ke salah satu pulau perbatasan Indonesia-Malaysia. Kedua puluh sembilan mahasiswa UMY ini akan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara, tepatnya di desa Aji Kuning dan Maspul Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. KKN yang akan dilakukan selama dua bulan ini mengangkat tema Pemberdayaan Masyarakat Perbatasan Indonesia-Malaysia (Pulau Sebatik Kalimantan Utara) melalui Program Sinergitas Pendidikan, Ekonomi Kreatif, dan Penguatan Karakter Pemuda Berbasis Moral dan Intelektual.

Menurut Wakil Rektor I UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P, KKN tersebut dilaksanakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan soaial yang ada di sana. Gunawan mengatakan bahwa pulau Sebatik memiliki sekitar 360,0 Ha perkebunan kelapa sawit atau sekitar 60 persen dari lahan yang ada. Potensi lahan tambak di Kecamatan Sebatik adalah 17,41 Ha, sedangkan pada sektor perikanan 15,7 persen masyarakat berprofesi sebagai nelayan dengan produk unggulan ikan teri ambalat. “Selain itu, potensi wisata di Pulau Sebatik juga cukup berkembang. Setidaknya ada 6 obyek wisata yang dapat dijadikan sebagai lokasi wisata, salah satunya adalah Sungai Taiwan yang memiliki pasir berwarna kuning. Namun, sangat disayangkan sumber daya alam yang ada begitu melimpah namun sumber daya manusia yang mampu mengolah sangat terbatas sehingga perekonomian tetap lemah,” ungkapnya, saat menjadi narasumber dalam acara Jumpa Pers dan Soft Launching KKN Perbatasan, pada Senin (10/8) di Loby Rektorat Gedung AR. Fachruddin A lantai 1 Kampus Terpadu UMY.

Tak hanya itu, permasalahan yang timbul di Pulau Sebatik tersebut menurut Gunawan juga berkaitan dengan posisinya yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Permasalahan yang terjadi seperti masalah nasionalisme, ketergantungan Indonesia terhadap Malaysia, penyelundupan narkoba, penggunaan dua mata uang dan tidak adanya fasilitas pendidikan bagi anak-anak TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang berada di perbatasan sehingga menyebabkan kasus buta aksara bagi anak-anak TKI meningkat. “Berdasarkan permasalahan-permasalahan itulah, UMY kemudian mencoba membantu masyarakat setempat untuk mengatasinya melalui program KKN Tematik UMY yang akan dilaksanakan sejak Agustus hingga Oktober 2015. Mahasiswa yang akan mengikuti KKN ke Sebatik ini juga akan dimulai diberangkatkan pada Rabu (12/8) ba’da Subuh,” ujarnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik UMY ini juga menyebutkan bahwa program KKN ke Pulau Sebatik yang merupakan KKN Khusus yang diselenggarakan oleh UMY ini, akan berlanjut hingga tahun 2017. Sementara roadmap kegiatan yang akan dijalankan juga sudah dicanangkan oleh mahasiswa-mahasiswa yang menjadi peserta KKN tersebut. “Tahun 2015 ini ditujukan pada bidang pendidikan nasionalisme dan ekonomi kreatif. Ke depan di tahun 2016 dilanjutkan dengan pendampingan kesehatan dan ekonomi pariwisata, dalam rangka menumbuhkan nasionalisme. Dan tahun 2017 rencananya akan menjadikan Pulau Sebatik tersebut kawasan wisata,” imbuhnya.

Hilman Latief, PhD, Ketua Lembaga Pengembangan, Publikasi dan Penerbitan serta Pengabdian Masyarakat (LP3M) yang membawahi langsung program KKN UMY mengaku bersyukur dengan terselenggaranya KKN perbatasan ini. Karena terselenggaranya KKN tersebut menurutnya juga tidak lepas dari semangat mahasiswa yang ingin membantu memecahkan permasalahan, yang timbul di daerah perbatasan. “Syukur, Alhamdulillah, mahasiswa kami ini bisa membentuk tiga tema yang bisa dilanjutkan oleh adik-adik angkatannya. Kami juga sangat bersyukur karena Kementerian Sosial ikut mendukung kegiatan KKN ini. Mereka juga sudah menghubungkan dengan Dinas Sosial setempat, agar kegiatan KKN ini bisa didukung penuh juga oleh Dinas Sosial setempat,” jelasnya.

Hilman juga menambahkan bahwa Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang akan membimbing kedua puluh sembilan mahasiswa tersebut, juga merupakan dosen lapangan yang sudah sangat kompeten di bidangnya. Kedua dosen DPL tersebut yakni Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P dan Ahmad Ma’ruf (Dosen Ilmu Ekonomi). “Karena para mahasiswa ini nantinya akan dibimbing oleh dosen yang sangat berpengalaman, jadi kami berharap KKN ini bisa sukses terselenggara. Dan bisa menjalin kerjasama lebih jauh lagi dengan daerah setempat serta institusi-institusi lainnya. Kami juga masih akan berencana mengadakan KKN khusus seperti ini ke daerah-daerah perbatasan lainnya,” imbuhnya.

Sedangkan Deni Febrian mahasiswa Hubungan Internasional 2012 selaku Koordinator Rombongan, mengungkapkan bahwa program yang akan mereka lakukan ialah pengembangan ekonomi kreatif melalui pelatihan pengolahan pangan basis lokal serta pembuatan aksesoris bertema nasionalisme. Mereka juga akan melakukan gerakan masyarakat Sebatik melek ekonomi pariwisata, pelatihan akuntansi dasar, program giat menabung, dan pelatihan kewirausahaan bagi para TKI. “Kami juga akan mengadakan pelatihan IT bagi penduduk setempat, karena menurut hasil survei yang sudah kami lakukan sebelumnya, penduduk di sana masih sangat kurang mengerti tentang IT. Selain itu, kami juga akan mengembangan pendidikan di bidang nasionalisme, seni dan budaya terutama bagi anak-anak TKI, serta sosialisasi tentang kesehatan. Semua kegiatan tersebut nantinya akan dipusatkan di Rumah Bakti Negeri yang merupakan sebuah bangunan fisik yang bisa berfungsi sebagai pusat produksi, koperasi, dan juga tempat belajar bagi anak-anak Sebatik,” jelasnya.

Adapun tujuan dari KKN Tematik di Pulau Sebatik yang rencananya akan menjadi program keberlanjutan hingga tahun 2017 ini yakni untuk meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik di wilayah perbatasan Indonesia melalui Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter; menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan utama masyarakat di wilayah perbatasan, khususnya di Desa Aji Kuning Pulau Sebatik; menumbuhkan rasa memiliki NKRI kepada masyarakat perbatasan melalui pagelaran dan pertunjukan budaya lokal seluruh Indonesia; menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat di wilayah perbatasan; meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan melalui gerakan ekonomi kreatif berbahan baku lokal dan berwawasan nasionalisme; meningkatkan dan menguatkan perekonomian masyarakat Pulau Sebatik dengan penguatan ekonomi kreatif; ikut membantu pemerintah dan masyarakat dalam memaksimalkan potensi sumber daya yang berada di Pulau Sebatik; serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pulau Sebatik khususnya Sebatik Tengah. (Sakina)


UMY Optimalisasikan SDM dan Sistem Informasi Menuju AIPT – A 2017

$
0
0

IMG_8112

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menyelenggarakan Rapat Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2015 pada Selasa, (11/08) di Gedung AR. Fachruddin lt. 5. Rapat Kerja Tahunan ini diselenggarakan dengan maksud untuk menyusun Rencana Operasional (RENOP) Tahun Akademik 2015/2016, yang mengusung tema “Peningkatan Kultur Akademik dan Kerjasama melalui Optimalisasi SDM & Sistem Informasi untuk Mewujudkan Akreditasi menuju AIPT –A”. Pengusungan tema ini telah didiskusikan sebelumnya pada Pra RKT I dan II. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Dr. Bambang Jatmiko, SE., Msi saat bertindak sebagai moderator. “Tema ini telah didiskusikan 2 kali, yaitu pada diskusi pada tanggal 31 Juli, dan pada 8 Agustus pada saat pra RKT I dan II,” ungkap dosen Akuntansi tersebut.

Pada RKT 2015 yang diikuti oleh Rektor, Para Wakil Rektor, Dekan, Pembantu Dekan, Ketua Prodi, serta perwakilan dari berbagai unit-unit di lingkungan UMY ini bertujuan untuk mensosialisasi Rencana Strategi (Renstra) UMY 2015-2020, Memaparkan Hasil Asesmen yang meliputi Evaluasi Kinerja Unit Kerja (LKUK), Audit Mutu Non Akademik Internal (AMNAI), dan Monev Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Selain itu pada RKT ini juga membahas pelaporan Hasil Unit Bisnis UMY, Menyusun Arah Kebijakan Universitas (AKU) UMY Tahun Akademik 2015/2016, menetapkan Prioritas Program per-Bidang, sinkronisasi dan penyampaian informasi tentang pedoman APB UMY, Platfon Anggaran Unit Kerja, serta penetapan program kerja UMY tahun akademik 2015-2016.

Untuk mewujudkan UMY dalam peningkatan kultur akademik , optimalisasi Sumber Daya Manusia (SDM), serta peningkatan sistem informasi menuju Akademi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) yang berakreditasi A, sejumlah prodi dituntut pula untuk berakreditasi A. Dalam mewujudkannya, tentu tidak terlepas dari dukungan semua jajaran untuk mendukung penuh. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Bambang Cipto., MA dalam sambutannya. “Terselenggaranya AIPT tinggal 2 tahun lagi, karena itu kami meminta bagi semua jajaran untuk mendukung sepenuhnya,” ungkap rektor UMY tersebut.

Hal serupa dikatakan pula oleh kepala Badan Pembina Harian (BPH), Prof. Dr. Syamsul Anwar., MA. Ia mengungkapkan, bahwa untuk mewujudkan AIPT UMY berakreditasi A, diperlukan peningkatan kinerja dan komitmen, supaya dapat mempertahankan akreditasi A di masa yang akan datang. Prof. Syamsul juga mengungkapkan, UMY saat ini terus berkembang dan menjadi salah satu pilihan utama masyarakat, yang dibuktikan dengan peminat dari tahun ke tahun semakin tinggi. Selain itu UMY juga memberikan bekal kepada mahasiswanya dalam membaca al-qur’an. “UMY dengan tagline Unggul dan Islami, diharapkan lulusan UMY pintar dalam pengkajian Islam dan membaca al-qur’an dengan baik. BPH juga akan men-CD kan bagi mahasiswa UMY yang memiliki kemampuan membaca Al-qur’an secara qori’, bisa juga lewat sosmed youtube. Karena hal ini bisa menjadi jembatan antara UMY dengan masyarakat,” ungkapnya.

RKT yang dilaksanakan selama 2 hari, sejak 11 hingga 12 Agustus 2015 ini diharapkan dapat menghasilkan program untuk memajukan UMY yang lebih unggul hingga UMY benar-benar dipandang baik oleh masyarakat nasional dan bahkan Internasional. Dan untuk mewujudkannya, diperlukan niat. “UMY maju karena kesejahteraan kita maju. Kuncinya ada pada niat, jika ada niat baik, Allah akan memberikan jalan,” tutup Prof. Syamsul. (Hevy)

International Tropical Medicine Summer School (ITMSS) Kembali Digelar

$
0
0

1439227694475

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menggelar International Tropical Medicine Summer School (ITMSS). Kegiatan Summer School ini diselenggarakan oleh Jurusan Ilmu Pendidikan Kedokteran Umum UMY. Acara yang berlangsung sejak tanggal 10 hingga 24 Agustus tersebut dihadiri oleh 24 peserta yang terdiri dari 13 negara, yaitu Hungaria, Latvia, Saudi Arabia, Polandia, Rusia, Jerman, Tunisia, Thailand, Italia, Netherland, Bahrain, Korea Selatan, dan Nigeria.

Malam acara pembukaan ITMSS yang berlansung pada Senin (10/8) bertempat di Convention Hall Asri Medical Center (AMC) tersebut, turut dihadiri dan dibuka secara langsung oleh drg. Daryanto Chadori, M.Kes, yang merupakan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dalam sambutannya Daryanto mengungkapkan, kegiatan ITMSS ini sangat baik untuk perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Karena memiliki nilai dan tujuan untuk mempelajari isu-isu mengenai perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan yang saat ini terjadi. “Acara Summer School seperti ini sangat dapat membantu untuk peningkatan mutu program dan kualitas pendidikan, dari bidang ilmu kedokteran dan kesehatan di Indonesia khususnya di Yogyakarta,” ucapnya.

Ditambahkan Daryanto, diharapkan kepada seluruh peserta dapat saling belajar dan mempererat tali persaudaraan antar peserta, dan menjadi ajang perkenalan budaya masing-masing negara dari berbagai belahan dunia. “Saya berharap, seluruh peserta dapat saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk melihat dan memperbaiki mutu kualitas kesehatan dan ilmu kedokteran, di masing-masing perwakilan negara dan menjadikan ajang ini sebagai perkenalan masing-masing budaya negara,” tambahnya.

Sementara itu, Zahratul Halifah selaku Ketua Acara ITMSS menuturkan, di tahun ke 11 terselenggaranya ITMSS, pada tahun ini tema yang diusung yaitu “Achieving MDGs point : Tropical Country Disease Eradication”. Dalam kegiatan ITMSS tersebut terbagi atas dua kategori, yaitu edukasi, dan non edukasi. “Untuk kategori edukasi sendiri, kami akan mengadakan materi pembelajaran, FGD (Forum Group Discussion), dan praktek mengenai isu penyakit tropis, seperti penyakit malaria, dengue fever, leptospirosis, dan tuberculosis,” paparnya.

Ditambahkan oleh Zahratul, tujuan dari diangkatnya ke empat isu penyakit tersebut pada dasarnya untuk meeradikasi jenis-jenis penyakit tersebut di Indonesia. “Eradikasi yang kami maksud disini bukan berarti menghilangkan jenis-jenis penyakit tersebut di Indonesia, melainkan mencoba untuk mengedukasi masyarakat untuk mengurangi penyebaran dampak dari ke empat jenis penyakit tersebut di Indonesia,” tambahnya.

Sementara itu, Bassam Ali Albaiji, salah satu peserta ITMSS dari Arab Saudi mengungkapkan, dengan mengikuti kegiatan Summer School ini, ia berharap nantinya dapat membantu negaranya dalam menangani permasalahan kesehatan, khususnya penyakit Tuberculosis yang masih cukup tinggi penyebarannya di Arab Saudi. “Saya berharap dengan mengikuti ITMSS ini dapat mendapatkan suatu yang baru dari bidang kesehatan, khususnya dari penyakit Tuberculosis, yang nantinya ilmu yang saya dapatkan di ITMSS ini dapat membantu negara saya dalam menangani penyebaran Tuberculosis,” paparnya.

Mbah Rono: Indonesia Rawan Bencana, Kita Harus Siap

$
0
0

IMG_8124

Indonesia merupakan negara rawan bencana, baik bencana gunung meletus, gempa bumi, maupun tsunami. Meskipun demikian, masih banyak penduduk Indonesia yang masih tinggal di daerah yang rawan bencana. “Hal tersebut karena area rawan bencana di Indonesia justru merupakan daerah yang subur dan memiliki sumber air yang banyak dan pemandangan yang indah, sehingga memiliki daya tarik untuk ditinggali,” hal ini disampaikan oleh Dr. Surono selaku Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dalam Seminar “Caring the World” pada Selasa (11/8) di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam rangka Disaster Management Summer School (DMSS) yang diadakan oleh fakultas Teknik UMY.

Karena masih banyaknya masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana maka perlu dilakukan edukasi berkelanjutan terhadap masyarakat tersebut. Sebab datangnya suatu bencana tidak dapat dielakan, namun hal terpenting adalah bagaimana upaya pencegahan atas terjadinya kerusakan yang besar akibat terjadinya bencana, dan juga upaya pengurangan bencana atau mitigasi.
Dalam strategi mitigasi sendiri hal pertama yang harus dilakukan ialah masalah pengetahuan penyelamatan manusia. “Pada kasus bencana, subyek utama dari strategi mitigasi adalah manusianya. Bukan gunung meletus, bukan bencana lainnya. Hal terpenting ialah memberikan pengetahuan seputar penyelamatan manusia kepada masyarakat,” terang pria yang akrab dipanggil Mbah Rono ini.
Ia juga menyampaikan bahwa ada strategi yang salah jika banyak orang memberikan donasi untuk daerah yang terkena bencana, akan tetapi korban di daerah bencana tersebut banyak yang sudah tidak bernyawa karena minimnya pengetahuan mengenai penyelamatan nyawa manusia.

Pemerintah Indonesia pun telah memikirkan terkait bencana-bencana yang rawan terjadi di Indonesia. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi didukung oleh pemerintah Indonesia telah melakukan penelitian terhadap daerah-daerah yang rawan bencana. Penelitian ini akan dibuat pemetaan mengenai daerah-daerah rawan bencana, kemudian disosialisasikan kepada masyarakat sekitar. “Khusus kasus gunung meletus dan tanah longsor, karena akan dapat dideteksi lebih awal maka dapat dilakukan early warning system (sistem peringatan dini), sehingga upaya penyelamatan secara dini dapat dilakukan,” Dr. Surono yang juga pernah menduduki posisi staf ahli Menteri ESDM Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup.

Mencermati meletusnya gunung Raung di Jawa Timur pada akhir-akhir ini, selain membahayakan penduduk sekitar, juga berimbas pada pembatalan jadwal penerbangan. Menanggapi hal tersebut, Mbah Rono menyebutkan bahwa asap dari gunung meletus amat berbahaya karena dapat mengakibatkan matinya mesin pesawat. Sehingga sudah seharusnya pihak penerbangan untuk menunda bahkan membatalkan.

“Dalam kasus ini, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) akan memberikan laporan terkait arah angin kemana akan membawa abu dari gunung Ranung, yang lalu dikomunikasikan kepada perusahaan penerbangan dan juga Menteri Transportasi, sehingga dapat langsung diputuskan penerbangan ditutup atau masih dapat berlangsung,” terangnya. Ia juga menambahkan bahwa saat ini Indonesia juga telah bekerja sama dengan satelit Himawari milik Jepang yang dapat mengidentifikasi kemana distribusi abu dari gunung meletus, sehingga pengetahuan arah abu dapat secara dini diketahui. (Deansa)

Hasil Seleksi Calon Mahasiswa Baru UMY Jalur PBT Gelombang III TA. 2015/2016

7 Mahasiswa IGOV UMY Akan Exchange Ke Thailand

$
0
0

IMG_0292

Tujuh mahasiswa International Government Studies (IGOV) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) direncanakan akan mengikuti program pertukaran pelajar (student exchange) ke Thailand. Enam dari tujuh mahasiswa IGOV UMY ini nantinya akan belajar di Khon Khaen University (KKU), Thailand, sementara satu mahasiswa lagi akan belajar di Thammasat University (TU). Ketujuh mahasiswa IGOV UMY ini juga merupakan mahasiswa yang sudah duduk di semester tiga dan lima.

Demikian disampaikan Direktur IGOV UMY, Eko Priyo Purnomo, Ph.D saat ditemui di ruangannya di Jusuf Kalla School of Government (JKSG), pada Selasa (11/8). Menurutnya, program student exchange ini adalah hasil dari kunjungannya ke Thailand pada 4 hingga 8 Agustus yang lalu, dengan beberapa agenda yang dihadiri. “Agenda pertama, kami bertemu dengan Dekan dan staf dari Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial serta Kepala Urusan Administrasi Publik. Dalam pertemuan tersebut, kami menyetujui kerjasama antara IGOV dengan KKU di tiga bidang, yakni mobilitas dosen, mobilitas mahasiswa dan publikasi penelitian,” ujarnya.

Eko menjelaskan, untuk kerjasama dalam mobilitas dosen, IGOV UMY juga berencana akan mengirimkan dosen-dosennya untuk mengajar di KKU selama enam bulan. “Dari hasil kesepakatan tersebut, dalam pertemuan selanjutnya kami dapat mengirim dosen-dosen IGOV untuk mengajar di sana selama enam bulan. Kemudian untuk kerjasama publikasi dan penelitian, beberapa dosen IGOV juga akan mempresentasikan paper mereka dalam sebuah konferensi International Administrasi Public, yang rencananya akan diselenggarakan di UMY atau Tokyo pada tahun ini. Sedang untuk mobilitas mahasiswa, kami sepakat bahwa mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan juga dapat mengambil double degree di UMY dan KKU,” jelasnya.

Kunjungan Eko ke Thailand tidak hanya untuk menjajaki kerjasama dengan KKU dan TU, namun ia juga berkesempatan mengikuti International Conference “Globallization and New Public Sevices”. Dalam konferensi internasional ini, Eko mempresentasikan papernya yang berjudul “The current of Citizen Participation in Indonesia Netizen and Selected Case of Local Democracy in Indonesia”. Dalam presentasinya, Eko memaparkan bahwa ada sebuag cara bagi pemerintah atau walikota seperti Jakarta, Bandung dan Malang untuk berkomunikasi dengan masyarakatnya melalui media sosial, seperti Facebook dan Youtube. Karena menurutnya, peran sosial media dalam pemerintahan sangatlah penting meskipun forum untuk berdialog melalui media sosial itu belum dilegalkan dalam aturan pemerintah lokal.

Peserta DMSS Belajar Bencana Sedimen dari Jepang

$
0
0

IMG_8117

Jepang merupakan negara yang rawan bencana, khususnya pada bencana sedimen. Selama empat tahun berturut-turut, terhitung sejak tahun 2011, Jepang telah mengalami berbagai bencana. Hal tersebut yang diungkapkan oleh Prof. Masaharu Fujita, profesor dari Kyoto University, dalam sesi kelas program Disaster Managememt Summer School (DMSS), Rabu (12/08). Bencana selama empat tahun yang ia maksud antara lain ialah bencana angin topan TALAS pada September 2011 di Semenanjung Kii, musim hujan berkepanjangan di Kyushu dan Hiroshima pada 2012 dan 2014, serta Topan Wipha di Pulau Izu-Oshima pada 2013.

“Tingginya curah hujan yang terjadi di Jepang, yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya bencana sedimen di Jepang. Terutama di Semenanjung Kii yang intensitas hujannya sangat tinggi,” terang Prof. Fujita. Ia menambahkan, hal tersebut mengakibatkan banyaknya tanah longsor dan longsornya dam-dam atau tanggul di kota Oto dan desa Totsugawa di Kota Nata, Jepang.
Ketika tingginya curah hujan menyebabkan tanggul-tanggul bocor, maka akan dapat mengakibatkan banjir bah besar dan membahayakan daerah pemukiman penduduk. Terutama jika tanah longsor terjadi di kawasan dataran tinggi, maka akan berimbas membawa banjir pada daerah dengan kawasan yang lebih rendah. Sementara kawasan dataran rendah, umumnya merupakan kawasan permukiman orang-orang Jepang.

Prof. Fujita juga menjelaskan tentang karakteristik bencana sedimen di semenanjung Peninsula dan di Kota Hiroshima. Masing-masing daerah memiliki karakter bencana yang berbeda. “Seperti hujan di semenanjung Kii lebih lama masanya yakni dua hingga tiga hari, sementara di kota Hiroshima hanya beberapa jam. Dengan masing-masing karakter yang berbeda tersebut, peneliti harus mengamati untuk persiapan antisipasi dari bencana di masing-masing daerah,” ujarnya.

Di Jepang sendiri, menurut Prof. Fujita, penanggulangan terhadap bencana skala besar dibagi menjadi dua aspek. Pertama, penanggulangan bencana secara struktural, dan kedua penganggulangan non struktural. Dalam penanggulangan bencana secara struktural, fokusnya pada pembuatan sistem tanggul, seperti Sabo Dam, Check Dam dan Sand Pocket. “Sedangkan untuk penanggulangan non-struktural, fokusnya lebih pada sistem peringatan dini dan evakuasi, pemetaan bahaya, dan pemberian edukasi kepada masyarakat terhadap bencana yang mungkin untuk terjadi di daerah yang mereka tinggali.

Namun, meskipun penanggulangan bencana sudah diantisipasi, masih memungkinkan untuk terjadinya masalah dan resiko dari dua pembagian penaggulangan tersebut. Dari segi non-struktural, masih banyak masyarakat Jepang yang mengikuti perkembangan isu terkait bencana, sehingga dapat mengakibatkan ketidaktahuan maupun terlambat untuk tahu tentang bencana yang saat itu tengan terjadi,” jelasnya.

Namun meskipun demikian, pada intinya dengan melakukan penelitian terhadap karakteristik bencana yang telah terjadi sebelumnya, dapat memberikan gambaran tentang bencana yang akan terjadi lagi dimasa mendatang. “Hal tersebut karena bencana sedimen terjadi secara berkelanjutan dengan lokasi, waktu, dan skala yang simulatn,” ujar Prof. Fujita. Dengan demikian, sebelum terjadinya bencana, masyarakat harus mengetahui waktu yang tepat untuk evakuasi, tempat aman untuk evakuasi dan menyediakan informasi untuk skenario simulasi bencana yang mungkin terjadi . (Deansa)

Masyarakat Harus Kenali Gejala Malaria Terutama Pada Anak-Anak dan Wanita Hamil

$
0
0

IMG_8086(1)

Malaria merupakan penyakit protozoa yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles yang sudah terinfeksi, penyakit ini bisa disebut juga dengan penyakit parasit manusia. Tak sedikit pula manusia yang meninggal akibat terkena penyakit ini, hal ini terlihat di 103 negara sudah ada 300 juta kasus akut setiap tahunnya yang disebabkan oleh malaria. Hampir semua kematian disebabkan oleh malaria falciparum. Berasarkan hasil survey masyarakat selama 2007-2010, prevelensi malaria di Indonesia mengalami penurunan dari 1,39% ke 0,6%. Di Indonesia ada beberapa daerah yang banyak ditemukannya kasus malaria, contohnya di Indonesia Timur lebih tepatnya yaitu Papua Barat sebanyak 10,6%, Papua 10,1 persen, dan Nusa Tenggara Timur (4.4%). “Akibat banyaknya kasus yang terjadi pada penyakit malaria, maka dari itu perlu adanya pengenalan gejala-gejala yang timbul dari malaria, dengan mengetahui gejala-gejala yang muncul tentu sangat memudahkan untuk mendiagnosis pasien yang terkena gejala malaria,“ terang dr. Faizal Heryono Sp. PD, ketika memberikan materi kepada ke 24 Peserta ITMSS pada hari Selasa (11/8) di Ruang Amphiteater Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kegiatan ITMSS yang melibatkan mahasiswa kedokteran dari 13 negara ini akan berlangsung hingga 19 Agustus 2015.

Dosen Fakultas Kedokteran dan ilmu Kesehatan (FKIK) UMY ini menambahkan bahwa, ada gejala-gejala umum dalam penyakit malaria antara lain yaitu kelelahan, tidak enak badan, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, demam, dan berkeringat. Bisanya, serangan klasiknya dimulai dengan menggigil terlebih dahulu yang berlangusng selama 1-2 jam dan kemudian diikuti dengan demam tinggi. “Sedangkan gejala yang kurang umum yaitu gangguan pada pola makan, lesu, mual, muntah, diare, dan sakit kepala, “ tambahnya.

dr. Faizal juga memaparkan, salah satu cara lain mendeagnosis malaria yaitu dengan diagnosis parasitology, diagnosis ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop atau dengan Rapid Diagnoses Test (RDT). “Namun, diagnosis parasitology ini memiliki pengecualian atau pertimbangan. Artinya, tidak semua pasien atau kasus bisa menggunakan diagnosis parasitology. Pengecualian ini di berikan bagi pasien yang memiliki kasus malaria berat, anak-anak yang berumur 5 tahun, dan wanita hamil. Jadi, pasien yang terindikasi 3 pengecualian harus menggunakan cara lain untuk bisa mendiagnosis penyakit malaria,“ imbuhnya.

dr. Faizal melanjutkan, bahwa untuk melakukan penyembuhan malaria bagi wanita hamil berbeda salah satunya Doxycycline dan Tetrasiklin ini tidak dapat digunakan untuk wanita hamil dan anak-anak. Sebagai obat penggantinya biasanya para dokter akan menggunakan Clindamycine dengan dosis yang berbeda. “Untuk anak-anak, dosis yang digunakan yaitu 6 mg atau diberikan 3 kali per-hari selama 7 hari dengan dosis maksimum yaitu 300 mg. Sedangkan untuk wanita hamil dosisnya 10 mg diberikan setiap 2 kali sehari selama 7 hari, “ lanjutnya.

Dengan banyaknya dan perbedaan kasus dalam penyakit malaria, maka perlu adanya pencegahan atau deteksi secara dini, untuk itu perlu adanya manajemen dari kasus-kasus yang ada. “Manajemen ini diperlukan untuk mencegah berkembangnya penyakit parah pada malaria, manajemen yang tepat secara tidak langsung dapat mencegah timbulnya penyakit atau infeksi berat. Manajemen yang baik pula dapat mencegah kematian serta mencegah resistensi obat dan mengurangi penularan malaria antar manusia, “ imbuhnya.

Untuk melakukan managemen tersebut perlu adanya dukungan atau perawatan tambahan. dr. Faizal menerangkan perlu adanya Acetaminophen yang digunakan untuk demam dan Fenobarbital digunakan untuk mencegah kejang-kejang. “Ada pula yang harus dihindari antara lain yaitu Antibodi TNF, Dekstran, Hypermmunoglobulin, Allopurinol, Desferioxamine, Pentoxifylline, Heparin, Manitol, Prosklin, Asetisistein, Aspirin, Kortikosteroid, dan Siklosporin, “ tutupnya.

Sementara itu, dr. Afran menjelaskan bahwa cara mendiagnosa penyakit malaria di masing-masing negara berbeda-beda. Contohnya saja di Rusia dan beberapa negara yang lain mendiagnosa pasien dengan menyuruh pasien untuk duduk, sedangkan di Indonesia mendiagnosa pasien dengan menyuruh pasien untuk terlentang. “Dari beberapa cara diagnose yang berbeda-beda inilah kami bisa saling berbagi ilmu dengan masing-masing negara, “ imbuhnya.

Dalam kegiatan ITMSS ini bukan hanya materi tentang penyakit tropis saja yang diberikan pada peserta ITMSS namun, para peserta juga diberi kesempatan untuk melakukan skill lab setelah menerima beberapa materi dari dosen. Pada skill lab kali ini para peserta dibagi dalam beberapa kelompok, dari kelompok tersebut masing-masing diberikan kasus penyakit malaria dengan tingkatan atau diagnose yang berbeda-berbeda. Dalam skill lab tersebut juga diberikan beberapa cara diagnosa. (icha)


UMY Bertekad Masuk 100 Besar Peringkat Dunia

$
0
0
697A1526

Dekan Fakultas Hukum, Dr. Trisno Raharjo, S.H., M.Hum. saat menerima penghargaan berupa Piala Bergilir dari Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus berupaya untuk mewujudkan impiannya menjadi universitas yang berada di peringkat 100 besar dunia. Demi mencapai impiannya tersebut, Rencana Strategis (Renstra) UMY 2015-2040 juga telah dipaparkan pada segenap civitas akademik, khususnya jajaran pimpinan universitas, dekanat, program studi (prodi), dan unit-unit terkait pada penutupan Rapat Kerja Tahun UMY tahun 2015, Rabu (12/8). RKT yang diselenggarakan sejak Selasa (11/8) ini bertempat di ruang sidang gedung AR. Fachruddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY.

Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UMY, Dr. Bambang Jatmiko, SE., MSi mengungkapkan bahwa dibuatnya Renstra UMY dari tahun 2015 hingga 2040 tersebut, berdasarkan pada harapan Rektor UMY, Prof. Dr. Bambang Cipto, MA yang ingin menjadikan UMY sebagai universitas yang masuk 100 besar peringkat dunia. Renstra yang juga sudah menjadi hasil dari RKT UMY tahun 2015 tersebut disusun dalam jangka waktu setiap lima tahun. Dalam jangka waktu 2015-2020 rencana yang akan dijalankan yakni internasionalisasi universitas, 2020-2025 UMY direncanakan bisa masuk dalam jajaran ASEAN University. Kemudian tahun 2025-2030, UMY akan masuk dalam Asia Pasific University, tahun 2030-2035 UMY harus bisa masuk dalam Under Fifty World Class University, dan tahun 2035-2040 UMY akan menjadi World Class University.

“Harapan Pak Rektor, di usia 50 tahun UMY harus bisa masuk dalam peringkat 100 besar dunia. Maka dari itu, kami membuat mapping yang disebut Renstra universitas ini. Renstra tersebut juga sebagai pijakan seluruh civitas akademik. Agar semua program yang dilakukan juga harus mendukung cita-cita besar UMY ini,” ungkap Bambang, saat ditemui di kantor BPP pada Kamis (13/8).

Hasil lainnya dari RKT UMY tahun 2015 ini yang juga harus menjadi fokus utama seluruh civitas akademik UMY yakni AIPT-A 2017. Selain menargetkan dirinya untuk bisa mencapai World Class University, dalam jangka pendeknya UMY juga harus bisa meningkatkan nilai akreditas A yang telah diraihnya. “Kalau sebelumnya, nilai akreditasi A yang kita peroleh adalah 364. Maka melalui RKT ini kita menetapkan bahwa untuk AIPT 2017 nilai akreditasi A yang harus diperoleh minimal 370. Ini juga yang telah menjadi Arah Kebijakan Universitas (AKU) untuk satu tahun yang akan datang. Karena itu, semua unit dan civitas akademika UMY harus mendukung kebijakan ini, agar kinerja akreditas kampus kita ini meningkat,” ujar Bambang lagi.

Bambang juga menambahkan, ada strategi yang harus dilakukan setiap unit dan prodi UMY agar bisa mendukung kebijakan universitas dalam meningkatkan kinerja akreditasi tersebut. Ia menyebutnya dengan 4K, yakni Konsisten dari seluruh civitas akademik UMY, Komunikasi antar lini, Kerjasama, dan Karya yang harus betul-betul memberikan kontribusi nyata bagi kampus dalam meraih akreditasi yang lebih baik. “Dan tambahan satu lagi, yaitu do’a. Selain itu, strategi lainnya yaitu, dosen harus menulis artikel dan jurnal internasional, dosen juga harus bisa menjadi narasumber atau presentator di kampus-kampus luar negeri, juga bisa mendatangkan dosen dari luar negeri. Kemudian juga mengadakan join riset baik nasional maupun internasional, tata infrastruktur, tata IT sebagai supporting kita, dan juga yang perlu ditata juga adalah tata kelola keuangannya,” imbuhnya.

Pada penutupan RKT UMY 2015 ini juga diumumkan 3 Core Unit dan 3 Supporting Unit terbaik dan mendapatkan penghargaan dari UMY. Ir. Titiek Widyastuti, MS, Kepala Bidang Penjaminan Mutu Internal (Ka. Bid. PMI), Badan Penjaminan Mutu (BPM) UMY, menyebutkan 3 Core Unit yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah Ilmu Hukum, Magister Keperawatan dan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Agama Islam (FAI). Sementara 3 Supporting Unitr terbaiknya diraih oleh UPT Perpustakaan, Lembaga Pengembangan dan Pembelajaran (LPP), dan Biro Humas dan Protokol (BHP). “Masing-masingnya berhak mendapatkan tambahan dana pengembangan unit dan sertifikat. Untuk piala bergilirnya hanya diberikan kepada yang juara 1 baik itu dari kategori Core Unit ataupun Supporting Unit, yaitu Ilmu Hukum dan UPT Perpustakaan. Sementara untuk tambahan dana pengembangan yang diberikan jumlahnya sama. Untuk tiga terbaik dari Core Unit masing-masing mendapatkan tambahan dana 35 juta, sedangkan untuk tiga terbaik kategori Supporting Unit masing-masingnya mendapatkan 25 juta,” jelasnya.

Adapun kategori penilaiannya, menurut Titiek juga berbeda antara core unit dan supporting unit. Untuk kategori penilaian bagi core unit, ada empat kategori yang dinilai, yaitu AMAI (Audit Mutu Akademik Internal), hasil evaluasi LKUK (Laporan Kinerja Unit Kerja), hasil monev KBK, dan hasil survei layanan kepuasan mahasiswa, dosen, dan karyawan. “Kemudian kategori penilaian untuk supporting unit, ada tiga, yakni AMNAI (Audit Mutu Non Akademik Internal), hasil evaluasi LKUK, dan hasil survei layanan. Penilaian tersebut dilakukan oleh Bidang Penjaminan Mutu Internal, di bawah tanggung jawab Badan Penjaminan Mutu UMY,” tutupnya.

Pengumuman Psikotes Temporary Worker

$
0
0

Pengumuman

Bagi Calon Tenaga Temporer Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dinyatakan lolos, wajib mengikuti seleksi berikutnya yaitu :

Psikotest

Hari/Tanggal  : Sabtu 15 Agustus 2015, pukul 09:00
Tempat : Ruang Kuliah AR Fakrudin A Lantai 4

Daftar peserta lolos seleksi dapat di download disini

Peserta Lolos Seleksi

Catatan

  1. Jadwal seleksi tidak dapat berubah
  2. Tidak ada jadwal susulan
  3. Membawa identitas diri (KTP/SIM) dan alat tulis

Dr. Titin Purwaningsih: Kepala Program Studi Baru Ilmu Pemerintahan

$
0
0

20150813_132129

Dalam rapat tahunan Ilmu Pemerintahan (IP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. Titin Purwaningsih terpilih sebagai kepala baru dari program studi IP. Dalam pemilihan tersebut terdapat 3 kandidat lain yaitu Rahmawati Husein, Ph.D., Dr. Inu Kencana Syafi’i, dan Bambang Eka, M.Si. Namun sebagian besar dosen setuju untuk memutuskan Dr. Titin Purwaningsih sebagai pemimpin baru mereka.

Dalam pernyataan setelah pemilihan tersebut, Dr. Titin menyampaikan bahwa ada banyak strategi dan perencanaan jangka panjang yang harus dilakukan oleh semua pihak untuk membuat IP lebih mengglobal dan menjadi jurusan terkemuka di bidangnya di Indonesia. “Kami telah mendapatkan banyak prestasi, dan di masa depan kita harus bekerja lebih keras untuk memperluas pengaruh dan jaringan kami tidak hanya di ASEAN tetapi juga kawasan Asia-Pasifik,” Dr. Titin mengakhiri pidatonya.

Selain itu, Mantan Ketua IP Dr Suranto, Direktur JK School of Government Dr. Ahmad Nurmandi, Direktur International of Governmental Studies (iGov) Eko Priyo Purnomo, Ph.D., dan Direktur Master Ilmu Pemerintahan dan Administrasi Affair Dr Dyah Mutiarin juga menyampaikan laporan tahunan.

Dr. Suranto menguraikan banyak target yang dapat dicapai dalam periodenya. Salah satu hal yang menakjubkan bahwa sebagian dosen IP sudah bergelar Ph.D. “Alhamdulillah, 19 dari 24 dosen adalah doktor atau calon doktor, sementara yang lain sedang mempersiapkan untuk mengejar program doktor mereka seperti Davif Effendi yang ingin melanjutkan studi di USA,” ujarnya.

Selain itu, Dr. Ahmad Nurmandi dan Dr. Dyah Mutiarin juga mempresentasikan rencana baru untuk program magister di masa depan. Rencana tersebut adalah adanya kelas khusus untuk wartawan dari media massa yang akan didanai oleh wakil presiden Indonesia Jusuf Kalla. Program ini rencananya juga akan dilakukan di Jakarta dan Yogyakarta. Mereka juga menambahkan bahwa pihak pascasarjana selalu mendorong mahasiswa magister untuk pergi ke luar negeri seperti negara-negara ASEAN untuk call for paper atau mengikuti konferensi untuk mempublikasikan penelitian mereka di tingkat internasional dengan dana dari JK School of Government.

Sementara itu, Direktur IGOV Eko Priyo Purnomo, Ph.D. juga memaparkan pencapaian pada periodenya. IGOV menandatangani MOU dengan beberapa universitas di Thailand, Filipina, dan Malaysia. “Sebelum saya menjadi direktur, berdasarkan catatan IGOV, hanya ada satu universitas mitra dalam program pertukaran. Namun, sekarang kami memiliki lebih dari lima universitas, yaitu Khon Khaen University, Thammasat University, Maejo University, Universitas Sains Malaysia, dan Universitas De la Salle di Filipina. Selain itu, InsyaAllah, pihak kami akan bertemu untuk membuat beberapa perjanjian (kesepakatan) dengan Islamic University of Malaysia pada hari Jumat (14/8), “kata Eko.

UMY dan IIUM Lanjutkan Kerja Sama Bidang Akademik

$
0
0

IMG_8187

Kehadiran International Islam University Malaysia (IIUM) ke Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bukan untuk pertama kalinya. Jalinan kerja sama yang dibuat oleh kedua pihak institusi tersebut sudah berlangusng sejak lama. Hubungan kerja sama ini dimulai dengan banyaknya mahasiswa International Program of Law and Sharia (IPOLS)UMY yang melakukan Student Exchange ke IIUM. Pada Jumat (14/8) UMY kembali menyambut delegasi IIUM, untuk melakukan kunjungan kerjasama yang diajukan oleh IIUM kepada UMY.

“Kunjungan kali ini memang bukan yang pertama kalinya, karena kerja sama yang pernah dilakukan oleh UMY dan IIUM sudah terjalin sejak lama. Apalagi hal ini didukung dengan adanya hubungan yang baik antara beberapa dosen yang ada di UMY dengan IIUM misalnya Yordan Gunawan, S.H., Int. MBA, Iwan Satriawan, SH. MCL, dan lainnya,“ papar Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P selaku Wakil Rektor I saat memberikan sambutannya. Ia juga berharap kerja sama ini dapat berlangsung dengan cepat dan dapat memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Khususnya dua instansi pendidikan ini bisa lebih maju dalam pendidikan khususnya dalam penelitian.

Hal senada juga disampaikan Prof. Ainul Jaria Maidin selaku kepala OCCM (Office of Corporate Communication & Marketing) IIUM. Ia menyampaikan bahwa kedatangan mereka ke UMY adalah ingin melanjutkan kerja sama yang sebelumnya pernah dibangun atau dibentuk oleh UMY dan IIUM. “Kerja sama kali ini, kami ingin melakukan pertukaran ide dan adanya kolaborasi dalam promosi internasional di pendidikan tinggi dan proyek penelitian. Di mana kolaborasi ini pernah dilakukan sebelumnya oleh AIKOL (Ahmad Ibrahim Kulliyah of Law) dengan UMY, dan MoU-nya berakhir pada 15 Agustus 2015. Jadi kami ingin melanjutkan lagi kerjasamanya, “ ujarnya.

Jika, Mou sebelumnya hanya terpusat pada AIKOL, lanjutnya, kali ini mereka ingin merambah ke bidag studi lain misalnya adanya proposal kerja sama dalam mengembangkan pelatihan dalam bidang keuangan syariah, teknik, hukum, studi islam dan Bahasa. “Kami merasa kita bisa melakukan kolaborasi dengan baik di bidang tersebut,“ ujarnya lagi.

Ada bebarapa hal yang perlu diketahui bahwa kerja sama yang dibentuk ini bukan hanya sekedar research kolaborasi, namun IIUM juga memberikan peluang besar bagi mahasiswa UMY untuk student exchange di sana seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. “Kami juga tidak menutup kemungkinan untuk memberikan peluang student exchange atau staff exchange ke IIUM. Jadi bagi mahasiswa yang berminat tinggal apply saja, nanti tinggal kami follow up ke masing-masing fakultas yang dituju,“ imbuh Prof. Ainul.

Di sisi lain, Prof. AR. Dr. Abdul Razak selaku Dekan Centre for Strategic Continuing Education and Training mengatakan bahwa pihaknya akan tetap menerima mahasiswa UMY yang ingin mengikuti student exchange ke IIUM. Sekalipun MoU keduanya masih dalam tahap perpanjangan, tapi pihaknya tidak mempermasalahkan mahasiswa yang akan datang ke IIUM. “Yang terpenting adalah dua institusi pendidikan ini bisa menerima dengan baik mahasiswa yang akan datang untuk student exchange. Artinya, saling menerimalah, kami terima mahasiswa UMY untuk student exchange begitu pula sebaliknya,“ paparnya.

Selain student exchange, IIUM menurut Prof. Abdul Razak juga sangat membuka peluang kerjasaman kolaborasi dalam melakukan penelitian atau research. “Untuk kolaborasi dalam penelitian ada beberapa hal yang terpenting yaitu memajukan proposal terlebih dahulu tentang apa yang akan diteliti, hal ini tentunya akan memudahkan bagi kedua belah pihak. Kami pun juga akan memberikan beberapa fasilitas yang dibutuhkan misalnya buku atau jurnal yang sudah bisa diakses di perpustakaan kami,” jelasnya.

Sementara itu, Ezmin Zulkifli saat mempresentasikan kampusnya mengatakan bahwa IIUM ini merupakan universitas yang tak asing lagi, hal ini terlihat jelas dari mahasiswanya yang berasal dari 104 negara di dunia. Bahkan mahasiswa Indonesia yang jumlahnya paling banyak yaitu sebanyak 642. “Dari data statistik di atas terlihat jelas bahwa IIUM ini memiliki nama yang baik, bukan hanya itu saja prestasi-prestasi yang didapat pun sudah bertaraf internasional. Contohnya baru-baru ini IIUM berhasil menjuarai debat internasional, selain itu Islamic Banking yang dimilikinya baru saja mendapatkan penghargaan terbaik di dunia,“ terangnya.

LO ABU Robocon Dapatkan Pelatihan Komunikasi dan Psikologis

$
0
0

IMG_8180

Menjadi seorang Liaison Officer (LO) adalah tugas yang sangat penting, karena ia yang menjadi jembatan antara panitia sebuah agenda dengan peserta ataupun tamu undangan. Dengan kondisi tersebut, seorang LO juga dituntut agar dapat mempersiapkan mentalnya, untuk menghadapi kriteria sifat manusia yang beragam. Oleh karenanya, dalam event ABU Asia Pacific Robot Contest (Robocon) 2015, para LO telah dipersiapkan untuk mengikuti pelatihan teknis, yang juga termasuk pelatihan komunikasi dan psikologis.

Pelatihan ini berlangsung pada hari kamis (13/8) di Ruang sidang Gedung AR. Fakhrudin B lantai 5. Pelatihan ini disampaikan oleh Chaerini Hamdani yang merupakan seorang penyiar dari TVRI (Televisi Republik Indonesia). Pada awal sesi pelatihan, ia menjelaskan seberapa penting dan berpengaruh seorang LO di dalam tim. “Apa yang terjadi pada satu orang di dalam tim, maka akan dapat mempengaruhi orang lain di dalam tim tersebut. Maka jika seseorang dalam tim sudah merasa tidak nyaman, ia harus bisa mengontrol dirinya dan menahannya supaya tidak berpengaruh pada tim lainnya,” terangnya.

Ia juga menyampaikan bahwa tidak hanya dalam menjalankan tugas sebagai seorang LO, namun pada dasarnya setiap manusia ketika bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari, juga mungkin terjadi konflik. “Hal tersebut karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bervariasi. Satu orang akan memiliki perbedaan dengan manusia laninnya, meski terkadang mereka merasa ada kesamaan dalam diri mereka,” tambahnya. Dengan bervariasinya karakteristik manusia tersebut, maka menurut perempuan yang akrab disapa dengan Rini tersebut mengatakan bahwa kita harus dapat mengenal dan memahami diri sendiri terlebih dahulu.

“Menurut Joseph Luth dan Harrington Ingham, setiap manusia itu memiliki empat jendela. Antara lain Hidden area, Public Area, Unknown Area dan Blind Area,” terang Rini. Public Area adalah sifat yang telah diketahui oleh diri sendiri maupun oleh orang lain, sedangkan Hidden (tersembunyi) area adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang namun disembunyikan dan tidak ingin diketahui oleh orang lain. Sedangkan Blind area adalah sifat yang orang lain lihat dari diri seseorang namun, orang tersebut tidak menyadarinya. “Ini yang bisa berbahaya, jika orang lain telah menilai diri kita, tetapi kita tidak tahu tentang penilaian orang lain terkait sifat kita tersebut,” ujarnya. Sedangkan Unknown area adalah sifat yang tidak diketahui ada dalam diri seseorang baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain, namun pada dasarnya sifat tersebut ada. “Oleh karenanya, jangan pernah berhenti menggali dan memahami diri kita sendiri,” tambahnya.

Dalam pelatihan itu, Chaerini juga mengajarkan kepada para LO ABU Robocon yang merupakan civitas akademika UMY, tentang bahasa tubuh yang harus diperhatikan saat berkomunikasi dengan orang lain. “Ketika kita berbicara, hanya 10% dari ucapan kita yang diperhatikan oleh lawan bicara. Sedangkan 50% yang lawan bicara kita perhatikan adalah bahasa tubuh dan 40% nya adalah nada bicara,” jelasnya. Dengan demikian, ia menjelaskan bahwa bahasa tubuh dan nada bicara sangat penting untuk diperhatikan dalam berkomunikasi.

Kontes ABU Asia-Pacific Robocon 2015 merupakan kontes Robot dengan tema Robominton yang diselenggarakan oleh TV NHK Jepang bekerjasama dengan TVRI, yang juga menggandeng Dikti dan UMY sebagai rekan kerjasamanya. Kontes akan berlangsung pada hari Minggu (23/8) di Sportorium UMY. Waktu kontes yang sudah mulai dekat ini, menjadikan para LO diharapkan untuk lebih mempersiapkan mental sepenuhnya, khususnya karena event ini bukan sekedar event biasa, namun event internasional yang juga pertama kali diadakan di Indonesia, dan UMY sebagai tempat penyelenggaraannya. (deansa)

Viewing all 2837 articles
Browse latest View live